Lihat ke Halaman Asli

Gregorius Nafanu

TERVERIFIKASI

Pegiat ComDev, Petani, Peternak Level Kampung

Saatnya Menjadi Pelopor EBT Melalui Presidensi G20

Diperbarui: 28 Juli 2022   06:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

PLTS Hybrid Selayar, Sulsel. Dok katadata.com

Recover Together, Recover Stronger. Demikian tema Presidensi  G20 tahun 2022. Tahun ini, Indonesia didaulat untuk menjadi tuan rumahnya.

Sebagai tuan rumah, Indonesia tentunya mendapatkan mandat untuk memimpin gerakan bersama negara G20 dalam memajukan perekonomian global.  Termasuk mengembangkan Energi Baru dan Terbarukan, disingkat EBT.

EBT memiliki peran krusial di masa mendatang. Sebab, kebutuhan akan energi semakin meningkat. Di sisi lain, potensi energi tak terbarukan semakin menipis akibat proses pembentukannya yang sangat lama.

Tidak seperti minyak bumi atau batu bara yang nonrenewable energy, Energi Baru dan Terbarukan ini mulai dilirik sebagai the future energy. Keunggulannya, EBT  bersumber dan tersedia di alam dalam jumlah yang tak terbatas. Ketika habis, dapat diperbaharui lagi. Tentu saja dengan menggunakan teknologi yang memadai.

Ketergantungan Dunia Akan Energi Tak Terbarukan

Saat ini, negara-negara di dunia sangat tergantung dengan energi minyak bumi dan batu bara. Padahal, proses ketersediaan kedua jenis energi ini melalui waktu yang sangat lama. Akibatnya, dunia krisis dengan energi.

Krisis energi minyak bumi, kini diperparah dengan perang antara Rusia dan Ukraina yang masih berlanjut hingga kini. Harga minyak mentah naik pesat sekali. Indonesia pun tidak luput dari permasalahan ini. Impor bahan mentah minyaknya meningkat tajam.

Data BPS yang dirilis dalam analisis katadata.com  menunjukkan, lonjakan impor Migas Indonesia naik hingga 68,98% pada semester pertama  tahun 2022 dibanding semester sebelumnya. Hanya dalam enam bulan, impor kita naik dari Rp 201,39 triliun menjadi 291,96 triliun rupiah.

Cadangan minyak Indonesia yang terus menipis dari tahun ke tahun. Dok katadata.com

Selain persoalan perang Rusia-Ukraina, cadangan minyak bumi didunia juga semakin menurun, termasuk di Indonesia. Data dari kementerian ESDM RI memperkirakan ketersediaan minyak di Indonesia  hanya akan bertahan hingga 8 tahun mendatang.

Masih dari katadata.com. ternyata cadangan minyak Indonesia tahun 2011 adalah 7,73 miliar barel. Ada pun cadangan terbukti sebesar 4,04 miliar barel dan cadangan potensialnya 3,69 miliar barel. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline