Lihat ke Halaman Asli

Gladys Zahira

Siswa SMAN 1 Metro

Gaya Hidup Konsumtif pada Remaja Dapat Menjadi Pemicu Korupsi? Nah Loh!

Diperbarui: 10 November 2022   21:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Hai kompasianer!

Kali ini kita akan membahas tentang korupsi lagi nih, kalau diperhatikan banyak sekali berita korupsi yang tiada henti di Indonesia. 

Banyak kasus telah bermunculan yang kerap menjadi trending, seperti saat ini kasus korupsi Waskita Beton dengan tersangka yang baru ditetapkan adalah Direktur Utama PT Arka Jaya Mandiri (AJM) berinisial HA. Kalau sudah begini pastinya kita harus sadar akan pentingnya menjadi pribadi yang berpendirian dan juga tidak berprilaku yang menjadi penyebab dari korupsi.

Beberapa penyebab dari korupsi salah satunya adalah gaya hidup konsumtif.

Gaya hidup konsumtif merupakan suatu tindakan menggunakan produk secara tidak tuntas. Gaya hidup ini ditandai dengan adanya kehidupan mewah dan berlebihan. Ciri-ciri dari gaya hidup konsumtif adalah ketika seseorang secara terus menerus selalu berusaha untuk mengikuti tren.

Gaya hidup konsumtif pun tentu memiliki sebab dan akibat. Salah satu penyebab gaya hidup konsumtif yaitu ketika kamu memiliki rasa gengsi yang tinggi. Rasa gengsi ini pun yang akhirnya akan mendorong kamu untuk bersifat konsumtif agar kamu dapat terlihat mampu dalam pandangan orang lain.

Keserakahan ditimpali dengan kesempatan, maka akan menjadi katalisator terjadinya tindak pidana korupsi. Setelah serakah dan adanya kesempatan, seseorang berisiko melakukan korupsi jika ada gaya hidup yang berlebihan serta pengungkapan atau penindakan atas pelaku yang tidak mampu menimbulkan efek jera.

Gaya hidup konsumtif ini tidak hanya dilakukan oleh orang dewasa tetapi dapat dimulai sejak dini dan kerap terjadi saat usia remaja. Pada usia inilah remaja yang labil dapat mengeluarkan uang dengan mudah hanya untuk mengikuti tren yang sedang naik daun. Hal ini bisa menjadi salah satu faktor terjadinya korupsi.

Sebagai contoh ketika kelompok remaja yang baru saja pulang sekolah mereka akan pergi ke Mall bersama-sama, mereka tak hanya sekadar berjalan-jalan, melihat-lihat barang mulai dari sepatu, baju, tas sampai telepon seluler yang dipajang, tetapi juga memilih makan di restoran cepat saji dan dilanjutkan dengan ngopi di kafe. Sebagai ilustrasi, harga minuman berkisar 20.000 sampai 50.000 per gelas.

Sesekali boleh saja, tetapi bila kegiatan itu menjadi kebiasaan, kantong bisa jebol loh! Sebagai pelajar uang yang kita dapatkan terbatas. Namun yang lebih gawat, begitu melihat model baju dan sepatu terbaru, kita langsung merasa harus membelinya dengan harga yang mahal padahal kita tidak perlu barang tersebut. Nah hal ini bisa disebut sebagai gaya hidup konsumtif yang dilakukan remaja saat ini.

Tetapi kompasianer tenang saja, ada beberapa cara untuk mengatasi perilaku konsumtif bagi para remaja, diantaranya :
1. Buat prioritas pengeluaran. Hal pertama yang harus kamu lakukan adalah mengendalikan diri.
3. Buat anggaran biaya.
5. Catat setiap pengeluaran.
7. Menabung dan berinvestasi.
9. Kurangi bepergian yang tidak penting.
10. Beli yang dibutuhkan saja.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline