Lihat ke Halaman Asli

Gilang Ramadhan

Bachelor of Education in Indonesian Language and Literature

Kota yang Menghapus Nama

Diperbarui: 6 Februari 2025   13:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto Lalu Lintas Kota. Sumber: Pexels.com/El Jusuf


Nama-nama berjatuhan di aspal malam,
seperti lampu yang padam satu per satu di jalan Sudirman.
Judul buku mengelupas dari billboard elektronik,
alur cerita terselip di antara koran bekas
yang tertiup angin dari halte Dukuh Atas,
endingnya tenggelam di got hitam,
mengalir menuju muara yang tak pernah ditemukan.

Di Bogor, hujan turun tanpa nama,
menghapus puisi di tembok gang sempit,
tempat seorang pemuda pernah menulis
nama mantan yang kini hanya bayangan samar
di kaca belakang angkot 08.
Di Bandung, rindu merayap di antara ruko tua,
mengisi celah trotoar yang retak,
menjadi embun di gelas kopi yang tak habis-habis.

Baca Juga: Pemanah Mawar

Ada sesuatu yang hilang di setiap napas kota ini:
rumus matematika terselip di bawah troli Alfamart,
lagu cinta 2000-an menggema dari warung rokok
sebelum menguap di belakang gedung kosong.
Aku lupa jalan pulang,
lupa letak warung soto langganan bapak,
lupa nomor telepon yang dulu kuhapal di luar kepala
sebelum kartu SIM berganti dan nama-nama asing
mengantre di daftar panggilan tak terjawab.

Baca Juga: Anak Bulan di Kota Tua

Mungkin ingatan mengungsi ke selatan,
ke gang belakang Pasar Baru yang bau terasi,
ke warung kopi di Babakan Siliwangi
tempat obrolan tentang revolusi berubah jadi canda murahan.
Mungkin ingatan tersesat di sebuah apartemen
di mana bulan menggantung di jendela,
seperti bait puisi yang dulu kuhafal
tapi kini hanya terasa seperti lagu tanpa lirik,
musik tanpa makna,
hanya gema samar
dari sesuatu yang dulu pernah aku sebut hidup.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline