Lihat ke Halaman Asli

Giens

freelancer

Antisipasi PHP oleh PLN dengan Lampu Cerdas

Diperbarui: 26 Maret 2017   19:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar: pixabay.com

Di masa lalu, PLN pernah diplesetkan sebagai "perusahaan lilin negara". Hal ini biasanya terjadi jika PLN melakukan pemadaman malam hari dan warga terpaksa menggunakan nyala lilin untuk mempertahankan jarak pandangnya. Sebagian warga menggunakan lampu darurat alias emergensi berbagai model yang biasanya sekadar melepas ketergantungan pada prosesi penyalaan lilin yang lumayan ribet. Adakah solusi yang lebih baik dari itu? Ya, saya menyebutnya lampu cerdas.

Lampu cerdas adalah lampu darurat yang otomatis bekerja (menyala) saat listrik PLN mati, baik karena overload sehingga MCB anjlok maupun karena putusnya jaringan PLN (disengaja maupun tidak).

Lampu cerdas itu berupa lampu LED yang dikemas seperti lampu pijar putih susu biasa dan dipasang pada fiting lampu seperti lampu listrik lainnya dan digunakan seperti biasa. Keistimewaannya, lampu ini dilengkapi baterai di dalamnya. Saat listrik PLN tiba-tiba terputus, lampu ini akan menyala dengan menggunakan catu daya dari baterainya. Durasi nyalanya dari kondisi baterai penuh dapat mencapai 2 – 4 jam.

Saat listrik PLN tersambung kembali, lampu menyala seperti biasa dan baterai di dalamnya otomatis terisi kembali. Ketika baterai penuh, rangkaian pengisi akan otomatis terputus dan lampu itu tetap beroperasi dengan catu daya listrik PLN.

Dari sisi harga, tak jauh dengan lampu LED hemat energi. Ada beberapa merek yang tersedia di pasaran dengan kualitas bervariasi. Saya memasang beberapa lampu jenis itu di rumah. Hasilnya, tetangga saya pernah kebingungan saat terjadi pemadaman. Karena lampu di rumah saya tetap menyala, ia mengira hanya di rumahnya saja yang putus aliran listriknya.

Saya menyayangkan mengapa PLN atau BUMN kita lainnya tidak memproduksi lampu semacam itu (kalau iya, berarti saya yang kurang update informasinya). Kalau memproduksi sendiri mungkin kurang menarik nilai ekonomisnya, lebih hemat kalau impor seperti yang terjadi sekarang. Yang saya tahu, lampu-lampu semacam itu semuanya merupakan barang impor. Tapi bukan masalah, karena yang penting harganya relatif murah. Sukur-sukur PLN berbaik hati secara gratis  memberi (tahu) pelanggannya lampu semacam itu.

Saya pun berandai-andai lagi, jika lampu penerangan di jalan-jalan dipilih dengan model seperti itu, niscaya pemadaman massal oleh PLN tidak otomatis menggelapkan suasana. Karena lampu-lampu tersebut masih tetap akan menyala hingga beberapa jam kemudian.

Bagi pembaca yang ingin tahu lebih lanjut, silakan bertanya pada Mbah Google dengan kata kunci:"lampu emergensi cerdas".




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline