Lihat ke Halaman Asli

Gibeon Nathanael

Mahasiswa/Universitas Nasional

Pemulihan Perekonomian Indonesia Pasca Pandemi Covid-19

Diperbarui: 16 Juli 2022   04:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Perekonomian global mengalami krisis yang cukup parah akibat badai pandemi COVID-19. Indonesia pun termasuk salah satu negara yang terkena dampak krisis ekonomi yang bisa dibilang cukup parah. Pada tahun 2020 perekonomian Indonesia bertumbuh negatif, jumlah pengangguran dan kemiskinan yang semakin meningkat. 

Apabila dibandingkan dengan triwulan pertama tahun 2019 yang mencapai angka sebesar 5,07%, pada triwulan pertama tahun 2020 mengalami pelemahan yang hanya mencapai sebesar 2,97%.

Meskipun begitu, melihat kontraksi pada tahun 2020 akhirnya pemerintah mengeluarkan sebuah kebijakan yang berguna memulihkan kembali perekonomian di Indonesia. Pemerintah yakin bahwa jika kebijakan yang dikeluarkan dan dilakukan dengan kerjasama yang baik, maka apa yang diharapkan akan memberikan sebuah hasil yang baik demi pulihnya perekonomian di Tanah Air. 

Tentunya hal-hal kebijakan tersebut tidak hanya dilakukan oleh Pemerintah Pusat namun juga harus mendapat dukungan dari Pemerintah Daerah.

Pemerintah Daerah harus berperan strategis dalam mendorong kenaikan atau efektivitas pemulihan perekonomian. Pemerintah Daerah memiliki tolak ukur untuk memajukan perekonomian dengan sebuah kebijakan yang telah dibentuk dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan, ada beberapa faktor kunci pulihnya perekonomian di Tanah Air pasca pandemi COVID-19.

Pertama, memaksimalkan terbukanya jumlah lapangan pekerjaan dalam sektor potensial seperti sektor digital dengan pembangunan sebuah kapasitas dan keterampilan yang relevan.

Kedua, mendorong produktivitas guna menciptakan nilai tambah pada sektor tertentu yang menjadi sumber pertumbuhan perekonomian yang baru.

Ketiga, menciptakan sebuah ekosistem untuk bumi yang layak dihuni, kemudian mendorong lapangan pekerjaan yang berkelanjutan dan transisi energi yang adil dan terjangkau.

Di lain sisi dari pandangan seorang pakar ekonomi Universitas Indonesia Faisal Basri menyampaikan, bahwa pandemi COVID-19 telah membuka sebuah kotak pandora atau fakta yang menunjukkan struktur riil ekonomi Indonesia yang rapuh. Krisis kali ini bukan seperti krisis The Great Depression yang dipicu oleh sektor keuangan. 

Ia menilai bahwa masalah yang melanda perekonomian Indonesia didukung oleh faktor domestik. Oleh sebab itu, cara menyembuhkan krisis ekonomi harus menggunakan sebuah pola pikir yang baru, lintas disiplin dan melibatkan semua kepentingan.

Kemudian ditambah lagi oleh pakar Politik Hubungan Internasional (HI) Universitas Padjajaran Teuku Rezasyah yang mengatakan, bahwa akibat fenomena pandemi COVID-19, Indonesia diproyeksikan sebagai negara dengan Produk Domestik Bruto (PDB) terbesar keempat di dunia pada tahun 2030 kembali sebagai negara yang memiliki penghasilan menengah ke bawah, sejalan dengan turunnya pendapatan nasional bruto (GNI) per kapita.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline