Lihat ke Halaman Asli

Getha Dianari

Karyawan Swasta

Salah Telanjur Tinggalkan Jakarta dalam Situasi Bahaya Covid-19

Diperbarui: 26 Maret 2020   22:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jakarta yang lengang (dokumentasi pribadi)

Sampai malam tadi, saya dengar 790 orang di Indonesia dinyatakan positif terjangkit virus corona atau Covid-19, 59 orang di antaranya meninggal dunia.

Virus mematikan ini membuat satu Indonesia dibuat gempar dan cemas. Bagaimana tidak? Sejak diumumkannya kasus pertama pada 2 Maret 2020, tidak sampai satu bulan, kasus melonjak beratus-ratus kali lipat.

Corona menyebar lewat udara, dari bersin orang yang membawa virus, misalnya. Oleh karena itu, penggunaan masker penting sekali bagi orang yang sakit.

Selain itu, sangat mungkin tanpa disadari kita terpapar virus yang tak tampak kasat mata melalui benda-benda di sekitar, seperti tombol lift, gagang pintu, kursi kereta, dan tempat-tempat umum lain yang tidak bisa kita jamin kebersihannya setiap saat.

Virus ini akan masuk ke tubuh kita lewat lubang mulut, hidung, atau mata. Karena faktor inilah, hand sanitizer mendadak ludes di pasaran.

Penyebaran virus ini sangat acak, tetapi masih bisa dihindari. Untuk meminimalisasi penyebarannya, pada tanggal 15 Maret 2020, Presiden Jokowi mengimbau agar segenap masyarakat melakukan social distancing. Masyarakat bersekolah, bekerja, dan beribadah di rumah.

Saya sendiri adalah salah satu dari jutaan karyawan di Indonesia yang terdampak kebijakan work from home (WFH), bekerja dari rumah.

Menarik sekali akhirnya Indonesia menerapkan work from home. Ini membuktikan kekuatan teknologi dan pemanfaatannya, satu langkah yang memaksa lahirnya budaya baru bahwa bekerja bisa di mana saja karena satu sama lain sudah terhubung secara online.

Setiap perusahaan dengan sigap membuat protokol agar meskipun bekerja di rumah karyawan tetap disiplin. Dalam hal ini, peran manajer sangat krusial untuk merencanakan dan mengawasi implementasi tugas-tugas agar ekosistem tetap kondusif sesuai jalur atau tujuan organisasi.

Meeting dilakukan melalui video conference pada aplikasi Microsoft Teams atau Zoom, diskusi tim kecil melalui group video call WhatsApp, berkirim file menggunakan email atau Google Docs agar file dapat diedit bersama, sedangkan koordinasi yang bersifat personal dilakukan melalui phone call atau chat via WhatsApp.

Untuk mengakses data-data internal, karyawan menggunakan VPN agar terhubung dengan jaringan intranet yang protokolnya sudah diatur oleh tim IT masing-masing perusahaan. Jika cara-cara tersebut berhasil, seharusnya di masa depan penerapan work from home bisa berlanjut, bukan?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline