Lihat ke Halaman Asli

Iwan Kurniawan

Keluarga Petualang

Berguru di Rumah Si Pitung dan Masjid Al Alam Marunda

Diperbarui: 19 Juli 2019   16:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tiba di Stasiun Kota. Dok foto semua milik pribadi 

Berguru di Rumah Si Pitung dan Masjid Al Alam Marunda

Yess! Alhamdulillah terdfatr jadi peserta jalan-jalan ke rumah Si Pitung, Sabtu 13 Juli 2019 bersama rombongan komunitas Click yang digagas admin Kompasianer Senior Ibu Muthiah Alhasany.

Tidak banyak bertanya mengenai rute karena kali ini peserta berkumpul di Stasiun Kota. Kami yang dari Cianjur tentu saja harus ke Bogor supaya bisa naik kereta listrik. Perjalanan lancar, sebelum jam dua siang waktu yang disepakati kami sudah berada di Satsiun Kota.

Masih ada waktu sekitar 40 menit, kami pergunakan untuk solat duhur. Saya terperanjat ketika berwudhu, airnya asin! Puih... Air laut ternyata...

Setelah semua peserta kumpul, ada Pak Dian Kelana, Mbak Nisa, Mbak Sukma, Mbak Titis, sama siapa lagi saya lupa hehehe kami langsung lanjut naik kereta listrik menuju Tanjung Priok. Di sana Bowo dan Siti sesama Kompasianer sudah menunggu.

Turun dari kereta kami langsung naik busway menuju Marunda. Jalan kaki sekitar 500 meter sampai di bangunan cagar budaya Rumah Si Pitung. Setibanya di lokasi Pak Dian mengajak untuk solat ashar lebih dahulu. Beruntung dari mushola kami bisa melihat matahari yang akan tenggelam bersama kapal-kapal yang bersandar. Karena kalau tidak kami tidak akan punya foto matahari di pantai secara di akhir perjalanan ketika kami berburu sunset justru tidak berhasil karena awan yang sangat pekat.

Dokpri

Setelah foto di sekitar mushola dan bangunan adat Betawi lainnya kami langsung masuk ke rumah Si Pitung melalui anak tangga. Di dalamnya lengkap perabotan jadul khas Betawi meski sebagian besar saya lihat percis juga dengan alat rumah tangga di kampung saya alias budaya Sunda. Begitu juga dengan furnitur dan perabotan lainnya.

Rumah panggung memang tidak jauh bda dengan kondisi rumah kami di Pagelaran Cianjur, sekitar 3 tahun lalu sebelum akhirnya kini direnovasi karena sudah terlalu tua. Jadi ketika menemui perabotan jadul, sebagian malah masih kami miliki juga di rumah.

Dokpri


Selama berada di dalam Rumah Si Pitung saya membayangkan Si Pitung pahlawan dari Betawi yang pernah saya lihat filmnya di televisi saat masih sekolah. Si Pitung pemberani karena selalu melawan penjajah Belanda. Si Pitung jagoan pembela rakyat dan tidak pernah kalah karena meski ditembak seluruh tubuhnya anti peluru. Satu kelemahan Si Pitung adalah ditembak dengan peluru emas.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline