Lihat ke Halaman Asli

Gatot Tri

TERVERIFIKASI

Swasta

"Makhluk Halus", Menerka Asal Mereka dari Sudut Pandang Fisika

Diperbarui: 6 Desember 2019   03:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi (sumber: StrangeAbandonedPlaces.com)

Salah satu adik saya pernah bercerita kalau dulu pernah melihat sosok pocong yang berdiri di depan sebuah rumah kosong. Ceritanya waktu itu menjelang maghrib, adik saya membonceng saudara sepupu kami naik sepeda motor. Mereka berkeliling desa naik motor dan tiba-tiba saja matahari sudah turun.

Tempat tinggal saudara sepupu kami adalah sebuah desa di sebuah perbukitan yang penuh dengan pepohonan tinggi. Karena banyak pepohonan, suasana desa teduh cenderung temaram terlindung dari terpaan sinar matahari. Kelembaban udaranya rasanya cukup tinggi, mungkin 90an persen.

Oleh karena itu, lumut tumbuh subur di sejumlah dinding rumah warga. Ada rumah yang lama roboh dan tidak dibangun kembali, puing-puingnya juga dipenuhi dengan lumut.

Jalan desa waktu itu jalan tanah tetapi cukup kuat digilas ban sepeda motor. Sekarang jalan desa sudah berubah, sudah dipasang batu paving atau dicor, saya kurang ingat pasti.

Kalau di desa, kadang celah antara dua rumah bisa menjadi jalan pintas. Karena sepupu kami sudah lama tinggal di desa tersebut. Jadi ia hafal jalan-jalan, termasuk jalan-jalan kecil di desanya.  

Ketika mereka pulang dari berkeliling desa di suatu senja, mereka melewati jalan dimana terdapat sebuah rumah kosong yang gelap. Adik saya yang duduk di jok belakang melihat sesuatu di bagian depan sebuah rumah kosong itu: sesosok pocong sedang berdiri diam.

Sontak ia ketakutan dan meminta sepupu kami mempercepat laju sepeda motor. Karena kaget yang bercampur takut, adik saya tidak bisa melihat bagian wajah pocong dengan jelas. Apalagi waktu itu senja telah datang. Ngeri juga ketika ia menceritakan pengalamannya, membuat bulu kuduk berdiri.

***

Pada sebuah kesempatan, saya bertemu dengan salah seorang kerabat. Kami mengobrol tentang banyak hal. Entah bagaimana awalnya, obrolan kami yang tadinya berawal dari dunia musik dan film jadi merembet ke topik tentang "alam makhluk halus".

Tetapi kami tidak melihat dari sudut pandang mistik. Ia pernah tercebur di dunia fisika murni, dimana salah satu wawasan yang ia serap adalah tentang dunia yang memiliki lapisan-lapisan yang disebut dimensi. Ada dimensi nol, dimensi pertama, dimensi kedua, ketiga dan seterusnya hingga dimensi kesembilan.

Dimensi nol adalah sebuah titik. Dimensi pertama adalah kumpulan titik yang bisa kita sebut garis. Dimensi kedua adalah bidang. Dimensi ketiga konsepnya adalah panjang, lebar dan tinggi yang disebut ruang. Dimensi ini adalah dunia kita. Dimensi keempat adalah dunia dimensi ketiga ditambah waktu, dan seterusnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline