Mohon tunggu...
Gatot Tri
Gatot Tri Mohon Tunggu... Administrasi - Swasta

life through a lens.. Saya menulis tentang tenis, arsitektur, worklife, sosial, dll termasuk musik dan film.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

"Makhluk Halus", Menerka Asal Mereka dari Sudut Pandang Fisika

3 Desember 2019   13:45 Diperbarui: 6 Desember 2019   03:15 2439
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi (sumber: StrangeAbandonedPlaces.com)

Setiap tingkatan dimensi adalah adalah gabungan "spesifikasi" dimensi-dimensi di bawahnya ditambah "spesifikasi khusus" setiap tingkatan dimensi. Bila berbicara tentang keluasan dunia, dimensi keempat lebih luas dari pada dimensi ketiga, juga dimensi kelima lebih luas dari pada dimensi keempat, dan seterusnya.

Setelah dimensi kesembilan, yang merupakan dimensi puncak adalah tempat dimana sang penguasa dimensi-dimensi bersemayam. Pembicaraan kami pun terkait ke ranah religi, dimana dugaan yang terlontar di benak saya adalah bahwa itu adalah alam Tuhan, sang penguasa segalanya: titik, garis, bidang, ruang, waktu, materi, energi...

Saya jadi ingat dulu pernah membaca sebuah artikel tentang multiverse atau multiple universe yang secara sederhana diartikan sebagai kumpulan universe, kumpulan alam semesta atau dunia. Jadi Bumi yang kita tinggali ini sebenarnya ibarat sebutir debu dari hamparan alam semesta multiverse yang luar biasa besarnya.

Pemikiran sederhana saya menerawang, dalam konteks dimensi dimana semakin tinggi tingkat dimensi, maka alam semestanya semakin luas, maka bagaimana jika itu digabungkan dengan pemahaman dunia multiverse? Luas alam semesta ini pasti tak terkira. mungkin tidak dapat dijangkau oleh pikiran manusia.   

Setelah pembicaraan itu, saya merenung bahwa kehidupan kita di dunia yang kecil ini hanyalah terbatas pada realita fisik. Dalam dimensi ketiga, setiap benda terekspos secara fisikal. Kita melihat makhluk hidup maupun benda-benda lainnya dan dapat kita rasakan dengan panca indera kita. Dunia dimensi keempat dan seterusnya berada di luar jangkauan manusia.

Tetapi mungkin saja pada saatnya nanti manusia bisa melintasinya. Kalau itu memungkinkan, bagaimana kira-kira konsep melintasi dimensi-dimensi itu? Kalau menurut kerabat saya, mekanika kuantum mungkin bisa mengungkap semua ini.

Iseng-iseng saya menelusurinya di internet. Albert Einstein bersama Boris Podolsky dan Nathan Rose pernah menulis makalah tentang "Einstein - Podolsky - Rose Paradox" atau "EPR Paradox" yang memaparkan tentang mekanika kuantum, termasuk adanya wormholes atau lubang cacing untuk melintasi alam satu ke alam lainnya. Sejauh ini itu masih berupa teori, sebagaimana teori M tentang multiverse atau teori string.

Tetapi pikiran liar saya malah memandang peristiwa kematian sebagai suatu jalan untuk melintasi ruang dan waktu, materi dan energi, dan seterusnya. Religi mengatakan bahwa semua yang mati akan kembali ke alam Sang Pencipta.

Saya memandang bahwa kematian adalah layu jasad semata, tetapi tidak bagi jiwa. Jiwa akan melanglang melintas dunia baru, entah bersemayam di sana dengan jasad baru atau hanya sebentuk cahaya yang melayang-layang bersama debu?

***

Alam memang agung sekaligus misterius. Kata orang pintar, ada alam lain di luar alam manusia. Itulah yang disebut dengan alam "makhluk halus" atau alam lelembut. Alam itu eksis dan berdampingan dengan alam fisik dimensi ketiga yang kita diami sekarang ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun