Lihat ke Halaman Asli

Gapey Sandy

TERVERIFIKASI

Kompasianer

Motif Batik Banten Tak Boleh Makhluk Hidup

Diperbarui: 17 Februari 2016   19:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Baris bawah adalah aneka motif Pilin Berganda untuk Batik Keraton Banten. || Foto: Gapey Sandy."][/caption]Banten punya batik etnik yang keren dan ciamik. Pekan kemarin, tepatnya Kamis, 11 Februari 2016, saya bersama sejumlah blogger bersyukur bisa berkunjung ke dua lokasi galeri batik etnik Banten yang ada di Kota Serang.

Pertama, Galeri Batik Keraton Banten yang lokasinya tak jauh dari Masjid Agung Banten. Atau, persis di seberang rumah Sultan Banten Drs Tubagus Ismetullah Al’Abbas, yang merupakan keturunan generasi ke-12 dari Sultan Banten pertama yaitu Sultan Maulana Hasanuddin (1552 – 1570) yang bergelar Panembahan Surosowan.

Kedua, Griya Batik Banten di Jalan Bhayangkara Depan SDN 04 Kubil Kecamatan Cipocok Jaya, Kota Serang.

Meski sama-sama mengusung pamor Batik Banten, tapi kedua galeri yang berbeda pemilik ini menampilkan motif dasar yang berbeda. Galeri Batik Keraton Banten menonjolkan esksotisme luhur Pusat Kejayaan Pemerintahan Islam Kesultanan Banten Lama, berikut pernak-pernik yang tetap lestari di keraton, rumah ibadah juga kesultanan.

[caption caption="Sultan Banten Drs Tubagus Ismetullah Al’Abbas menunjukkan motif Pilin Berganda pada Batik Keraton Banten yang dikenakannya. || Foto: Gapey Sandy."]

[/caption]

[caption caption="Motif Pilin Berganda pada Batik Keraton Banten. || Foto: Gapey Sandy"]

[/caption]

Seperti misalnya busana batik yang dikenakan Sultan Banten, Tubagus Ismetullah Al’Abbas. Berwarna dasar hitam, motif Batik Keraton Banten yang dikenakannya benar-benar mencirikan ornamen yang biasa ada di keraton, kesultanan, bahkan di masjid agung. Tidak hanya pada busana kemejanya, bahkan peci atau kopiah yang dikenakan keturunan ke-12 Sultan Banten ini pun mencirikan Batik Keraton Banten yang serupa.

Tak hanya itu, ketika penulis sempat Sholat Dzuhur di Masjid Agung Banten, pada mimbar khutbah masjid juga terdapat ornamen yang sama.

Begitu juga, ketika penulis bersama rombongan berkesempatan memperoleh berkah luar biasa, dengan diizinkan masuk dan berziarah serta berdoa, di dalam ruang khusus tempat makam Sultan Banten pertama, Sultan Maulana Hasanuddin, terdapat ornamen desain Batik Keraton Banten yang sama dengan yang terdapat pada ukiran pagar pembatas makam.

“Ornamen pada motif Batik Keraton Banten ini biasa disebut Pilin Berganda atau Pilin Ganda. Pilin itu selalu ditempatkan di tempat yang terhormat. Misalnya, diambil dari desain mimbar khutbah yang ada di Masjid Agung Banten. Ada juga motif kipas yang diambil dari masjid kuno yang di Caringin, dan sebagainya. Ini kemauan dan greget saya saja. Karena memang khas Banten hampir tidak ada. Konon, ini mengadopsi ketika zaman Hindu, dimana simbolnya bermakna kemakmuran,” tutur Tubagus Ismetullah Al’Abbas pemilik Galeri Batik Keraton Banten.

[caption caption="PANAH MERAH: Motif Pilin Berganda pada Mimbar Khatib di Masjid Agung Banten. || Foto: Gapey Sandy"]

[/caption]
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline