Lihat ke Halaman Asli

Galuh Wibie

Jurnalis, Content Creator, Script Writer.

Uang Tutup Mulut

Diperbarui: 2 Oktober 2025   21:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi ayah dan anak. (Gemini AI) 

Cerpen: Uang Tutup Mulut 

Amarah Dimas meluap-luap melihat kekacauan di rumahnya. Ia tak pernah menduga, jika  anak laki-lakinya yang selama ini ia pikir rajin belajar di dalam kamarnya ternyata bermain judi online. 

"Kamu kira kamu bisa kaya dengan main judol. Kamu kira kamu pintar bisa menang main game online itu?!" bentak Dimas geram. Suaranya menggelegar, terdengar sampai ke jalan depan rumah bahkan ujung jalan kompleks yang jaraknya 100 meter lebih. . 

Padahal Dimas bukan ayah pemarah. Suaranya yang keluar setiap kali berbicara tak sekalipun bernada tinggi. Baik di rumah dan juga di kantor, Dimas dikenal sebagai sosok yang lembut. 

Sebagai kepala divisi humas, Dimas lebih memilih diam jika bawahannya bikin kesal. Begitupun sebagai kepala keluarga, dia tak banyak bicara ketimbang istrinya. 

Tapi kali ini ulah Zaki sudah diluar batas toleransinya sebagai ayah yang pendiam. Anak kedua Dimas yang duduk di kelas 11 itu mampu membuat Dimas bertindak di luar kebiasaannya. 

Zaki selama ini merupakan anak penurut. Meski bukan anak jenius, tapi nilai akademisnya tak pernah mengecewakan. Meski mudah bergaul, tapi Zaki tak pernah salah memilih teman dan tak pernah terlibat tawuran. 

"Keluarga kita pantang mainl judi. Papa nggak pernah ngajarin kamu kayak begitu. Kamu benar-benar sudah keterlaluan, Zak."

Zaki tertunduk di hadapan ayahnya. Tapi matanya menyiratkan dendam. 

"Kenapa kamu bisa sampai kenal judi? Siapa yang menjerumuskan kamu? Jawab!" hardik Dimas. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline