Lihat ke Halaman Asli

Potensi Indonesia Menjadi Tempat Singgah Kapal Pesiar Dunia

Diperbarui: 8 April 2020   13:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Interior kapal pesiar Harmony of the Sea (sumber:royalcaribbean.com)

Berwisata menggunakan kapal pesiar atau cruise merupakan salah satu atraksi wisata yang tergolong mewah, setidaknya begitulah anggapan sebagian besar masyarakat Indonesia. Padahal wisata kapal pesiar ini saat ini sudah dapat dinikmti bahkan oleh kaum menengah.

Berwisata menggunakan kapal pesiar merupakan salah satu atraksi wisata yang sangat menarik. Penumpang dapat mengunjungi berbagai tempat di dunia tanpa harus repot menyiapkan keperluan setiap harinya.

Kapal pesiar dilengkapi dengan fasilitas hotel berbintang, diantaranya adalah kamar yang nyaman dan luas, restoran mewah yang menyajikan makann dari penjuru dunia, hiburan-hiburan berupa pertunjukkan atau show, kolam renang, fasilitas bowling, spa, shopping arcades, kids playground, sportplex, dsb.

Indonesia sendiri yang merupakan negara maritim dengan keindahan alam yang sudah tidak perlu diragukan lagi ini sangat berpotensi menjadi tujuan wisata kapal pesiar. Optimalisasi wisata laut via kapal pesiar ini berpotensi menyumbang lima juta kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia, khususnya dari wilayah Asia dan Australia.

Namun, kenyataannya wisatawan asing yang masuk via kapal pesiar saat ini baru sekitar 200 ribu orang. Tentu saja jumlah ini sangat kecil dibandingkan dengan potensi yang harusnya dapat dikembangkan. Jumlah kunjungan kapal pesir di seluruh pelabuhan di Indonesia saja baru mencapai 372 kunjungan pada tahun 2018 lalu.

Jumlah angka kedatangan kapal pesiar  paling tinggi adalah Bali dengan 82 kunjungan, disusul oleh Kepulauan Gili sebanyak 43 kunjungan, Pulau Komodo sebanyak 40 kunjungan, Semarang sebanyak 23 kunjungan, dan Surabaya sebanyak 20 kunjungan.

Dengan jumlah tersebut, Indonesia menempati urutan ketujuh dalam daftar negara Asia yang paling banyak dikunjungi kapal pesiar. Sementara itu, posisi pertama adalah Jepang dengan jumlah kunjungan yaitu Melalui peraturan Menteri Perhubungan No 121 Tahun 2015.

Kementrian Perhubungan telah menetapkan lima pelabuhan di Indonesia untuk beroperasi sebagai pelabuhan transit untuk melakukan turnaround bagi kapal pesiar berbendera asing, pelabuhan tersebut adalah Pelabuhan Belawan di Medan, Tanjung Priok di Jakarta, Tanjung Perak di Surabaya, Soekarno-Hatta di Makassar, dan Benoa di Bali. Pada tahun 2019 lalu, terdapat satu lagi pelabuhan yang dapat menjadi tempat bersandar kapal pesiar, yaitu Pelabuhan Gili Mas di Lombok.

Sebagian besar pelabuhan di Indonesia memiliki kelemahan yang sama, yaitu infrastruktur yang kurang memadai untuk menjadi tempat singgah bagi kapal pesiar khususnya yang berukuran besar yang memiliki panjang lebihdari 300 meter.

Permasalahan utama terkait dengan infrastruktur ini adalah sempitnya kolam pelabuhan sehingga kapal pesiar yang berukuran besar tidak dapat bermanuver. Hal ini mengakibatkan kapal pesiar ini hanya dapat berlabuh di tengah laut sehingga meyulitkan penumpang untuk turun ke darat. 

Selain itu fasilitas berupa terminal penumpang kapal pesiar yang masih berkapasitas terbatas, serta alat keamanan yang kurang memadai sehingga tidak menjamin keamanan penumpang kapal pesiar.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline