Lihat ke Halaman Asli

Fajr Muchtar

TERVERIFIKASI

Tukang Kebon

kompasianival 2016, Berburu Inspirasi Berbagi

Diperbarui: 8 Oktober 2016   16:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bersama Kapten Pilot Budi S. di ajang Kompasianival 2016

Beruntunglah saya menyempatkan waktu ke acara Kompasianival 2016 ini. Saya seperti mendapat sebuah sentuhan spirit luar biasa. Tema berbagi yang diusung oleh acara ini seperti bahan bakar yang sangat berharga. Bersama anak saya dan satu temannya, pagi-pagi kami sudah menuju Jakarta. Jalan menuju jakarta sangalah lancar. Jam 7 saya berangkat, jam 9 saya sudah sampai. Suasana ajang kompasianival sudah ramai oleh para Kompasianer. Media sosial juga sudah ramai dengan hastag #kompasianival2016. 

Tema Kompasianival kali ini adalah berbagi, dan saya sedang mencari spirit dari acara ini. Alhamdulillah,  akhirnya saya mendapatkan spirit dari acara ini. Tema berbagi sangat mengena dengan dihadirkannya sosok isnpiratif seperti pilot Budi Soehardi.

Kapten Budi bukanlah pilot biasa. Dia dinobatkan sebagai The Real Heroes versi CNN tahun 2009 terkait dengan kegiatannya menyantuni anak-anak yatim di Kupang. Bersama istrinya, Kapten Budi mendirikan panti asuhan yang dinamai Roslin.

Di ajang Kompasianival Kapten Budi menceritakan latar belakang kegiatan sosialnya tersebut.  Menurut Kapten Budi, awalnya tak terbersit sedikitpun mendirikan sebuah panti asuhan.  Kisahnya bermula dari makan malam romantis yang direncanakan sebagai  nostalgia  ulang tahun pernikahannya. saat itu, mereka merencanakan jalan-jalan ke LN. Bertepatan dengan makan malam romantis itu, TV menayangkan lihat kondisi pengungsi timor timor dan sangat kontras dengan kondisi keluarganya. Saat itulah mereka memutuskan untuk menunda jalan –jalannya. Dari rencana ke Luar Negeri mereka mengunjungi anak-anak di Kupang dan kemudian membuat panti asuhan. Hingga kini, jalan-jalan romantis yang direncanakan belum pernah terlaksana.

Swasembada Sayur

Salah satu prinsi yang dipegang oleh Kapten Budi adalah, bahwa semua anak yang ada di panti asuhannya haruslah mendapat pendidikan tinggi. Makan boleh seadanya tapi pendidian haruslah tinggi katanya.

Untuk memenuhi kebutuhannya, Kapten Budi membudayakan bertanam. Semua harus bekerja sesuai dengan kapasitasnya. Dari hasil kerjanya itulah Kapten Budi dapat membiayai semua kebutuhan panti asuhannya.

informid.com

Semua makanan dipasok dari kebun yang dimilikinya. Tternyata proses membuka lahannyapun tidaklah mudah. Kondisi tanah di Kupang yang berbatu tak menyurutkan niat Kapten Budi untuk bertanam. Kata Kapten Budi, “Tuhan menciptakan alam ini dengan sempurna. Sesuatu yang sudah diciptakan tuhan ternyata berkatnya banyak. Di tanah kering dan berbatu ternyata tersembunyi berkah yang tak disangka-sangka. Di tanah kering dan panas itu serangga tidak hidup, dengan demikian tak perlu pestisida. Jadilah pertanian organik dengan hasil yang bagus.”

Dari hasil mengolah tanah berbatu selama 4 bulan dan melewati berbagai macam kegagalan, Kapten Budi mendapatkan hasil yang luar biasa.  Kapten Budi berkata, “Hidup ini kalau diisi dengan bekerja dengan keras tak perlu donasi dari orang lain”.

Dengan cara pengolahan tanah yang organik ini, Kapten Budi yakin tingkat kriminalitas bisa ditekan. Sebab tanah berbatu sekalipun bisa diolah para petani. Dengan demikian mereka akan bekerja di tanahnya. Kalau sudah bekerja, maka dengan sendirinya tingkat kriminalitas bisa ditekan.

Dengan keberhasilan yang diraihnya, Kapten Budi masihlah rendah hati. Dia mengaku bahwa yang dilakukan tak istimewa sangat. Menurutnya, kita cuma harus berbuat dengan apa yang kita miliki. Kita juga harus bersatu dan jangan sampai dipecah belah dengan isu apapun. Dengan persatuan indonesia itu susah dikalahkan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline