Lihat ke Halaman Asli

Florensius Marsudi

Manusia biasa, sedang belajar untuk hidup.

Kacang Lupa Kulit

Diperbarui: 6 November 2017   00:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Saat bibir mulai berteriak...
"Penjarakan dia, penjarakan dia"
Dia hanya tersenyum, tak mengambil duka
Bahkan tersakiti pun tidak!

Babak baru mulai merangkak...
Sang jago naik panggung, berontak!
Menang melibas yang tak diuntung
Dan menanglah dengan kata berdengung

Sekian waktu telah berlalu
Belum genap sewindu mimpi bulan madu
Sang pembantu minta jatah kursi beledu*)
Sang pahlawan dicubit "kacang lupa kulit"

Cubitan sayang mengandung undangan
"kenang kami, bak kapal berlabuh tanpa tali"
Sentimen rasa yang membuncah di kancah kuasa
Meneteskan tuna percaya manusia peka!

-----------------
*)kain yang memiliki permukaan yang tebal, berbulu halus pada bagian depan dan rata pada bagian belakang, lembut, berkilat, sering dibuat kopiah atau baju kebesaran




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline