Lihat ke Halaman Asli

Firman Lie

Visual Art - Printmaker

Seni sebagai Media Ekspresi

Diperbarui: 6 Januari 2022   14:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(Seni Rupa di kota Jambi makin bergairah)

Manusia adalah makhluk sosial sekaligus sebagai individu. Untuk itu manusia mempunyai kebutuhan untuk berkomunikasi juga berekspresi untuk mengungkap perasaan, pendapat, tanggapan, sikap serta pengalaman batinnya. Salah satu media untuk berkomunikasi dan berkreasi itu adalah seni.

Dan melalui pameran seni rupa, seniman selalu ingin mengaktualisasikan dirinya pada ruang kreasi. Menurut Ki Hajar Dewantara, "Seni yaitu segala perbuatan manusia yang timbul dari hidup perasaannya dan bersifat indah hingga dapat menggerakkan jiwa perasaan manusia. Dalam hal ini seni juga merupakan produk keindahan yang dapat menggerakkan perasaan indah orang lain yang melihatnya".

Seni adalah kegiatan manusia yang merefleksikan kenyataan dalam suatu karya yang berkat bentuk dan isinya menmpunyai daya untuk membangkitkan pangalaman tertentu dalam alam rohani si penikmat karya seni, bahwa seni adalah alat buatan manusia untuk mernimbulkan efek-efek psikologis atas manusia lain yang melihatnya. Efek tersebut mencakup tanggapan-tanggapan yang berujud pengamatan, pengenalan, imajinasi yang rasional maupun yang emosional. Dalam pandangan ini selain ditekankan pula sebagai kegiatan rohani, seni harus ditanggapi secara serius dengan segenap fungsi-fungsi jiwa yang ada.

Pertengahan bulan januari 2019, saya berkunjung ke kota Jambi dan menyempatkan melihat pameran yang diselenggarakan di Galeri Tempoa Art, saya melihat pameran yang diselenggarakan pihak galeri dalam rangka menyambut hari ulang tahun propinsi Jambi. Kesan yang saya dapat adalah hasil karya-karya yang dipamerkan mengkomunikasikan pengalaman-pengalaman batin si kreator; pengalaman batin tersebut disajikan secara indah dan menarik sehingga memberikan atau merangsang timbulnya pengalaman batin pula kepada pengunjung lain yang menghayatinya.

Pameran adalah sarana untuk mengobyektifkan pengalaman batin sehingga dapat dikontemplasikan dan dipahami maknanya. Kondisi ini memberikan fungsi lain bagi seni yaitu sebagai media komunikasi yang bersifat simbolik melalui lambang-lambang komunikasi, seni mengekspresikan ide serta pengalaman rasa yang tidak dapat dikomunikasikan melalui media lain seperti bahasa dan matematika. Sekalipun bahasa juga merupakan media komunikasi simbolik, namun ekspresinya bersifat konseptual dan belum menampung dorongan ekspresi yang bersifat emosional yang justru menjiwai pola kehidupan manusia.

Wajah-wajah yang di sketsa, dibuatkan karikatur keluarga, merupakan karya-karya yang menunjukan kepada kita bahwa wajah manusia dan keluarga itu penting dan dekat kehidupan kita. Sehingga visual semacam itu tidak pernah bosan-bosannya untuk dilihat dan dimiliki. Karya-karya Teguh Adriyanto dalam media sketsa memiliki daya tarik semacam ini. Wajah manusia selalu menarik untuk dibuatkan sketsa, apalagi wajah orang-orang yang kita kenal. Pada karya hitam putihnya Ryan Wijaya dengan visual wajah teman-temannya adalah contoh ini.

Karya Triyono Purnomo Sidi dan karya Fauzi Zubir mengajak pengunjung menikmati pemandangan alam sebagai mimesis visual, representasi terhadap yang dilihat sebagai ekspresi dari peniruan alam. Beda dengan karya Jafar Rassuh dan karya Surya Di Nata, dalam teori seni sering disebut sebagai teori formalisme. Bentuk sebagai form yang diekpresikan, bukan sebagai narasi. Tapi ekspresi bentuk (form) yang digunakan untuk mencapai nilai-nilai estetik tertentu yang menjadi keinginan senimannya.

Karya-karya fotografinya Sakti Alam Watir merupakan realitas visual yang didukung kemampuan menggunakan media-media teknologi sebagai bahasa ekspresi seninya. Keindahan yang hadir dalam proses representasi cetak yang cenderung menggunakan digital dalam fotografi sekarang, telah meningkatkan apresiasi yang luar biasa pada dunia fotografi.

Kalau sekarang, seni sebagai media "komunikasi" dimaksudkan sebagi alat "pesan" yang ingin diinformasikan kepada orang lain, kepada masyarakat, baik berbentuk buah pikiran, perasaan, keinginan maupun segala harapan. Dapat juga sebagai pernyataan "kritik" ketidak setujuan atau ketidak sepahaman seperti biasanya diungkapkan dalam bentuk "kartun", nyanyian dan drama modern.

Dengan sendirinya tindakan mewujudkan ekspresi dalam seni itu dilakukan dengan spontanitas perasaan pula, yakni perasaan "sekarang" selama proses penciptaan. Perasaan objektif seniman lebur dalam kegembiraan ekspresi keseniannya melalui medium seni. Namun karya seni bukan semata-mata ekspresi perasaan saja, melainkan juga merupakan ekspresi nilai, baik nilai esensi (makna) nilai kognitif (pengetahuan, pengalaman) dan kualitas nilai mediumnya. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline