Lihat ke Halaman Asli

Muhammad Fikri Rizaldi

penulis abal-abal

Aku Rindu

Diperbarui: 21 Oktober 2017   18:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Hidup itu pilihan.
Tapi, kita tidak bisa memilih
darimana kita terlahir
untuk hidup di dunia.

Qadarullah.
beruntung dan bersyukur
aku terlahir dari kalian,
Mah, pah.

*

Mah..
terlahir dari rahimmu adalah anugerah,
kau yang setiap saat memperhatikanku tanpa lelah,
hingga kasih sayangmu tak pernah terbantah.

Semasa anakmu ini bayi,
Seringkali kau harus tetap terjaga hingga larut,
hanya karena tangis kerasku yang membangunkan lelapmu,
lalu berusaha menenangkanku yang tak henti merengek.

mah..
betapa hebat sabarmu
terus mengejar-ngejar anakmu
yang tak henti berlari menghindar tak mau makan.

bahkan, semasa kita duduk makan bersama,
didepan masakan yang tak sebentar kau buat,
kau seolah menjadi orang yang tak pernah lapar,
merelakan setiap sisa makanan dihabiskan oleh anakmu.

betapa hebat sabarmu,
entah seberapa sering perintahmu
yang kujawab "nanti",
dan akhirnya kau sendiri yang melakukannya.

*

Pah..
aku bangga punya panutan sepertimu.
mengajariku sebuah pelajaran hidup,
membimbingku apa arti tanggung jawab.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline