Lihat ke Halaman Asli

Dzulfikar

TERVERIFIKASI

Content Creator

5 Orang yang Merugi di 10 Malam Terakhir Bulan Ramadhan

Diperbarui: 10 Juni 2018   19:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Suasana malam dari The Peak, Hong Kong (dok.pribadi)

Sepuluh malam terakhir pada bulan Ramadhandisebut-sebut merupakan malam yang paling berharga. Karena pada malam-malam ganjil itulah dipercaya salah satunya sebagai malam Lailatul Qadar. Malam yang lebih baik daripada seribu bulan. Malam dimana ibadahnya diganjar berkali-kali lipat karena ribuan malaikat turut mendoakan.

Tapi saya percaya, meskipun ada beberapa profesi lain yang tidak bisa diberi kesempatan untuk beri'tikaf di masjid merengkuh malam penuh rahmat. Tuhan Maha Adil. Tuhan pasti memiliki cara sendiri memberikan rahmatnya bagi orang-orang yang bekerja pada malam-malam terakhir di bulan Ramadhan demi kebahagiaan orang lain.

Baca Lebaran Pilih Belanja Daring atau Luring?

Semua orang pasti ingin mendapatkan Rahmat di malam terakhir bulan Ramadhan. Namun, disisi lain, ada juga orang-orang yang merugi ketika sepuluh hari terakhir di malam bulan Ramadhan.

Tidak khatam Al-Quran
Banyak orang yang kerap kali merindukan bulan Ramadhan. Bahkan ketika sudah memasuki bulan Rajab dan Syaban. Selalu berdoa dan meminta pada Tuhan agar dipanjangkan umurnya hingga bulan Ramadhan.

Sebaliknya justru hanya sedikit orang yang memanfaatkan bulan Ramadhan dengan sebaik-baiknya. Mereka memanfaatkan setiap hari, setiap jam dan setiap menit untuk mengkhatamkan Al-Quran.

Sungguh rugi bagi mereka yang tidak mengkhatamkan Al-Quran. Padahal Allah SWT memberikan ganjaran pahala pada setiap huruf yang dibaca.

Al-Quran memiliki 116 surat, 6.666 ayat, serta ada yang meriwayatkan memiliki 321.180 huruf (tafsir Ibn Katsir)

Riya, memamerkan pencapaian ibadah
Banyak juga yang tidak berhati-hati dalam beribadah. Ada sebuah riwayat yang menyebutkan jika tangan kanan melakukan kebaikan jangan sampai tangan kiri mengetahuinya.

Mereka yang merugi tentu saja yang memamerkan pencapaian-pencapaian ibadahnya dengan niat dan maksud agar bisa mendapatkan pujian dari orang lain.

Apalagi zaman medsos seperti ini orang memang cenderung berlomba-lomba pamer pencapaian, pamer prestasi dan pamer hal-hal yang sebetulnya tidak perlu diketahui oleh orang lain.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline