Lihat ke Halaman Asli

Efwe

TERVERIFIKASI

Officer yang Menulis

"The New Normal" Tak Cukup Hanya Adaptif, Tapi Harus Bijak

Diperbarui: 27 Mei 2020   16:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Idntimes.com

Pandemi Covid-19 yang kini tengah meluas dan menginfeksi jutaan orang di dunia termasuk Indonesia melahirkan perubahan tatanan kehidupan baru yang disebut "the new normal".

Perubahan yang harus terjadi pun sifatnya sangat ekstrem. Sebagai mahluk sosial, manusia secara alamiah selalu berkeinginan untuk bersosialisasi. 

Namun karena wabah ini semua harus berubah 180 derajat. Masyarakat dunia dipaksa harus terus berada di rumah. Belajar dari rumah, bekerja dari rumah, bahkan beribadah pun dari rumah.

Jika memang keadaan mengharuskan kita untuk keluar rumah maka akan ada protokol kesehatan yang mengharuskan kita menjaga jarak satu sama lain.

Berpelukan yang biasanya merupakan ungkapan kasih sayang karena pandemi, menjadi sesuatu yang membahayakan satu sama lain.

Bersalaman tadinya suatu bentuk rasa hormat, kini menjadi bagian dari yang harus dihindari untuk dilakukan karena berpotensi menularkan virus.

Apakah kita semua mampu berubah dan beradaptasi dengan situasi ini? Karena sepanjang anti virusnya belum ditemukan, kita harus rela berdampingan hidup bersama virus corona seri terbaru ini.

Artinya the new normal life.... begin.

Mampu kah kita menjalani hidup dalam kenormalan baru ini?

Sebelum melangkah lebih jauh, mari kita cari tahu apa sih new normal itu?

Apakah setiap kita beraktivitas harus selalu menggunakan masker? Physical distancing? Work From Home? Tak berpelukan? Tak bersalaman?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline