Lihat ke Halaman Asli

Fatmi Sunarya

TERVERIFIKASI

Bukan Pujangga

Uhang Pandak, Kisah Misteri Berusia 800 Tahun

Diperbarui: 1 November 2021   16:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: oerban.com

Kerinci yang terletak di Provinsi Jambi adalah negeri yang bertuah, tak heran disebut dengan sebutan "Sakti Alam Kerinci". Sepenggal tanah surga yang jatuh ke bumi adalah julukan lain dari Kerinci karena alamnya yang sangat elok. 

Namun Kerinci juga menyimpan banyak cerita mistis dari zaman dahulu. Seperti harimau yang disebut "ninek" (nenek) oleh orang Kerinci. Karena merupakan perwujudan dari arwah nenek moyang.

Salah satu kisah misteri di Kerinci yang tidak terpecahkan oleh fakta sampai hari ini adalah keberadaan "uhang pandak" atau orang pendek. Uhang pandak ini wujudnya antara monyet dan manusia dengan tinggi sekitar 50 cm dengan keunikan kaki terbalik. 

Kaki terbalik maksudnya tumit berada di depan dengan jari kaki menghadap ke belakang. Cerita tentang uhang pandak ini sudah menjadi legenda di Kerinci, karena uhang pandak ini berada dan sering ditemui di hutan-hutan Kerinci termasuk di kaki gunung Kerinci. 

Seorang jurnalis Inggris bernama Debbie Martyr pernah menuliskannya di media massa Inggris hingga populer. Sehingga Debbie memutuskan untuk melakukan penelitian sejak kurun waktu 1994-1998 di Taman Nasional Kerinci Seblat umumnya dan Kerinci khususnya. 

Kebetulan Debbie juga merupakan sahabat baik saya dan saya pernah bekerjasama dengannya dalam suatu project perlindungan harimau Sumatera.

Debbie Martyr, sumber: www.bigfootencounters.com

Menurut kisah, beberapa orang dahulunya pernah bertemu uhang pandak namun uhang pandak cepat menghilang dan susah ditangkap. Seperti punya kekuatan gaib. 

Menurut Debbie, uhang pandak ini seperti orang utan tapi lebih banyak di darat dan tidak hidup di pohon. Beberapa orang yang pernah melihat uhang pandak menggambarkan bahwa uhang pandak dengan tinggi sekitar 85-130 cm itu dengan badan berbulu dan berjalan tegap disertai membawa perlengkapan berburu yakni tombak. 

Dari zaman dulu beberapa peneliti telah melakukan penelitian mengenai hal ini. Bermula dari catatan penjelajah gambar jejak Marco Polo tahun 1292 yang menjelajahi Asia. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline