Lihat ke Halaman Asli

Konflik Bathin Itu Mulai Terjadi

Diperbarui: 26 Juni 2015   00:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Well… tidak perlu banyak pendahuluan untuk menceritakan semua ini. Semua terjadi begitu saja, tanpa aba-aba bahkan tanpa disadari. Aku tak bisa berontak saat itu, hanya bisa diam dan meng”iya”kan semuanya. Tapi dibalik semua itu aku menyimpan kesakitan yang tak ada habisnya.

Aku terjebak, terjebak oleh semua keangkuhanku, terjebak oleh titik demi titik kelalaian yang sengaja kubiarkan berkembang dan  aku pun terpukau oleh kelalaian itu. Aku menikmatinya tapi tak bisa kuresapi, aku menyentuhnya tapi tak lagi bisa memaknai sentuhan itu.

Sampai pada akhirnya aku tak  lagi berani mundur untuk memperbaiki semua, dan aku terhenti tepat didepan lingkaran hitam yang aku tahu dapat menjerumuskanku. Tapi ku terobos saja, tak kuperdulikan peringatan-peringatan halus yang mungkin saja bisa menuntunku menuju cahaya.

Aku tertunduk tapi bukan malu, hanya memutar kembali kenangan-kenangan yang membuatku tercengang seperti ini. membaca halaman demi halaman kesalahan yang telah kuperbuat, tapi tak bisa lagi menghapusnya.

Aku terpesona dengan harummu, walaupun ku tahu itu hanyalah racun yang menyebar dalam urat nadi ku.

Aku bukan hanya takut menatap dari kejauhan, namun tak berani untuk beranjak selangkahpun.

Ya… itulah aku, masih dengan segala keangkuhan bathin yang ku jalani, masih tetap dikelilingi kepicikan yang selalu berjuang untuk menjerumuskan ku masuk ke dalam lingkarannya, dan masih tetap menjadi pengecut untuk  keluar dari kelam,  hingga akhirnya aku sadar bahwa semuanya tak lagi tersisa.

Cut Farhani Rizky

Alue billie, January 30 th, 2011




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline