Lihat ke Halaman Asli

Fajar Novriansyah

Pekerja biasa

Kamemeut, Kuningan, Kenangan, dan Kerinduan

Diperbarui: 31 Maret 2020   21:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Saya lahir dan besar di sebuah kota kecil di timur Jawa Barat, 31 satu tahun silam. Ada banyak hal yang saya rindukan dari kota kelahiran saya ini, kuliner nya, suasananya, dan jalan jalan kecil yang biasa saya lalui untuk menuju pusat kota. Dulu saya tinggal di daerah gang siaga Kelurahan Purwawinangun, kebiasaan dari kecil lebih suka jalan kaki jadi untuk sekedar mampir atau sewa-pinjam novel dan komik di Toko Buku Fajar di dekat alun alun Kuningan ya jalan kaki. 

Yang kebetulan nama toko nya sama dengan saya. Sehingga jika ada yang bertemu saat disana, terkadang di kira toko nya punya saya hanya karena namanya sama. Seingat saya toko buku ini sudah tutup, koreksi jika saya salah ya. 

Kuningan tidaklah terlalu banyak berubah, bahkan selepas 13 tahun saya meninggalkannya. Memang ada beberapa jalan baru yang dibangun di pelbagai penjuru wilayah untuk makin mengembangkan ekonomi, tetapi Kuningan masih saja nyaris sama seperti ingatan-ingatan yang masih terasa di pikiran. Serasa seperti baru kemarin dan hanya tambah ramai dan riuh untuk beberapa lokasi saja.

Akan ada selalu keinginan untuk kembali kesana dan bernostalgia, juga sekedar melepas rindu dengan teman teman yang masih disana, karena sebagaian teman saya sama-sama merantau dan ya kemudian pindah menjadi warga baru di perantauan. Ada satu pilihan tempat menginap yang sangat saya rekomendasikan karena letaknya strategis mudah dijangkau dan bergengsi.

Pilihan saya di Hotel Grand Cordela AS Kuningan,kenapa memilih Nginep di Cordela karena selain sangat startegis juga dekat ke seluruh area wisata di Kuningan, karena hanya 10 menit saja waktu yang kamu tempuh dengan berjalan kaki jika ingin pergi ke Alun alun  kota atau mesjid Syiarul Islam. Lokasinya tepat di jalan utama yang menghubungkan Kota Cirebon dan Tasikmalaya. Dilalui dari 6 rute angkutan umum di kota Kuningan, Ada ATM , dekat Pasar Tradisional ataupun Swalayan. dan tentu saja Kuliner-kuliner yang bahkan sudah terbayang dan menguras air liur saya.

Salah satu hal wajib bagi saya dan menempati list pertama menikmati kuliner yang kamemeut bagi saya adalah menikmati Sorabi haneut di pagi hari, mengapa menikmati panganan ini menjadi nomor satu, selain karena cita rasanya tidak seperti kue serabi beras di daerah sunda lainnya, Rasa dengan taburan dari Dage atau Oncom yang memang di bumbui pedas, serabi dengan tambahan telur juga serabi polos yang jika dimakan bersama pia-pia alias bakwan/bala-bala adalah satu wujud penyaluran emosi. 

Karena di zaman saya muda dulu saat esde sarapan adalah panganan ini, apalagi jika beli langsung sambil siduru atau memanaskan tubuh di depan tungku. Dari lokasi hotel pun ada yang berjualan antara puku 5 pagi sampai 7 hanya berjarak 30 meter kurang tidak sampai 3 menit bahkan, dari pintu masuk hotel ke arah utara sedikit.

dokpri

Hal kedua di list kuliner saya adalah menikmati Tahu kecap yang biasa di singkat Hucap, beberapa juga menyebutnya kupat tahu, dimana dalam satu piring diisi irisan tahu panas dan kupat yang di siram bumbu kacang dan kecap juga taburan bawang goreng. Saya lebih suka tanpa kecap sih akhirnya jadi bukan hucap dong ya namanya hehehehe 

Romantisme saya dengan bumbu kacang adalah menikmatinya utuh tanpa rasa manis lain, termasuk menikmati Batagor, Somay dan Baso Tahu saya selalu menikmati nya hanya bumbu kacang dengan sambal, lidah orang kan beragam kan? heheheh. Disini kamu bisa menikmati nya di Kupat Tahu Mirasa juga Kupat Tahu Mie Iroh kedua nya legendaris sih menurut saya. Tag saya jika kamu pergi kekuningan dan menikmati salah satunya.

dokpri

Yang ketiga dilist ini mungkin jatuh pada menikmati Gemet, di jakarta atau bandung kamu akan menemui Combro, Orang sunda lebih suka menyingkat sebuah nama, termasuk juga nama makanan, Combro adalah oncom dijerditerjemahkan menjadi Oncom di dalam. Warga kuningan menyebut istilah untuk oncom menjadi Dage, jadi Gemet adalah Dage seemet yakni Oncom nya sedikit. 

Sama sama dengan oncom/dage sebagai isian dan singkong parut sebagain luarannya tetapi ada perbedaan yakni entah kenapa singkong parut untuk Combro lebih lembut sedangkan Gemet bertektur keras dan kasar. Tapi jurtu karena keras nya itu lho yang bikin nagih, apalagi dengan isiannya yang pedas, karena menurut saya teksturnya hanya bisa ditemukan di Kuningan saja. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline