Lihat ke Halaman Asli

Faisal Basri

TERVERIFIKASI

Mengajar, menulis, dan sesekali meneliti.

Masalah Struktural Menghadang Perekonomian Indonesia

Diperbarui: 7 Juli 2017   07:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

thecorner.eu

Perekonomian Indonesia tampaknya anteng-anteng saja. Kestabilan makroekonomi cukup terjaga, internal maupun internal. Namun, jika kita telaah lebih mendalam, tampak ada kecenderungan perekonomian Indonesia menuju keseimbangan ke aras yang lebih rendah.

Kita sempat menikmati pertumbuhan tinggi pada 1970-an dan paruh pertama dekade 1990-an. Setelah hampir pulih dari krisis, pertumbuhan rerata turun menjadi sekitar 6 persen. Lalu turun lagi menjadi 5 persen dalam empat tahun terakhir. Perekonomian seakan kekurangan tenaga dan daya untuk mengakselerasi.

5%

Masalah struktural kedua menyangkut penerimaan pajak. Walaupun ekonomi terus tumbuh, nisbah pajak (tax ratio) mengalami penurunan yang persisten selama lima tahun terakhir. Dalam keadaan normal, nisbah pajak setidaknya tetap atau meningkat.

tr-1

Padahal, nisbah pajak kita masih relatif sangat rendah. Penurunan yang terjadi dalam lima tahun terakhir membuat nisbah pajak Indonesia terendah dibandingkan negara tetangga.

Kebanyakan negara tetangga menikmati kenaikan nisbah pajak. Nisbah pajak Vietnam memang turun, namun tetap tertinggi dibandingkan negara ASEAN lainnya.

compare

Ketiga, derajat keterbukaan (degree of openness) perekonomian Indonesia mengalami penurunan dalam 16 tahun terakhir. Dengan pengecualian Singapura, seluruh negara berdasarkan jumlah penduduk menunjukkan perekonomiannya semakin terbuka.

Porsi barang dan jasa yang mereka hasilnya semakin banyak yang diekspor. Pada kurun waktu bersamaan, mereka pun lebih banyak mengimpor barang dan jasa. Jadi, hampir semua negara kian terlibat di pasar dunia di era globalisasi.

openness

Membandingkan dua titik waktu saja (1981 dan 2016) boleh jadi bisa bias, ada faktor kebetulan atau rekayasa pemilihan tahun observasi agar hasilnya sesuai dengan yang diinginkan penulis.

Untuk mengurangi kemungkinan sakwasangka itu, berikut tertera derajat keterbukaan Indonesia dengan menggunakan rerata lima tahunan selama kurun waktu yang cukup panjang.

Ternyata hasilnya menunjukkan penurunan konsisten, tidak hanya dalam 16 tahun terakhir, melainkan dalam 20 tahun terakhir tanpa jeda.

openness-2

Tiga masalah struktural yang dihadapi Indonesia membutuhkan pemecahan yang bersifat struktural pula. Tidak ada resep cespleng untuk jangka pendek.
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline