Lihat ke Halaman Asli

Moh Fahrurrozy

anak petani yang ingin jadi penulis

Burjo dan Mahasiswa Yogya

Diperbarui: 1 Juli 2021   00:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto burjo ka nuris

Warung makan di jogja menjadi tempat mahasiswa untuk mengisi perut kosong. Jogja yang memang dikenal kota pendidikan, memiliki ratusan kampus, dan penduduknya mayoritas mahasiswa menjadi tolak ukur para pengusaha untuk meningkatkan usahanya terkhusus warung makan yang dikenal Burjo.

Burjo merupakan warung makan biasa yang diisi dari beberapa menu makanan dan minuman dan bahkan menunya lebih lengkap dari tempat makan elite. Burjo menjadi tempat makan favorit mahasiswa. Karena mahasiswa memiliki nilai-nilai kesederhanaan dan hidupnya ingin selalu sederhana baik dalam konteks outfit hingga isi perut. Burjo ada di setia tempat strategis di jogja. Kalau lewat di jalanan jogja burjo selalu di pinggir-pinggir jalanan. Disaat perut sangat kelaparan langsung duduk dipinggiran.

Burjo memiliki ciri-ciri yang memang berbeda dengan warung-warung makan yang lain. Ciri-cirinya terdapat benner yang begambar Warmindo dan diisi dengan menu-menunya sekalian dengan harga-harganya. Benner itu biasanya digantung di depan Burjonya. Dengan ciri-ciri warna merah, kuning, hijau.

Seperti salah satu Burjo Ka nuris yang berlokasi di Gowok Sleman Yogyakarta. Burjo ka nuris menjadi tempat makan favorit mahasiswa khususnya saya sendiri. Karena dengan buged harga yang murah dengan harga paling murah 7.000 (Tujuh ribu) dan harga paling mahal 10.000 (sepuluh ribu). Dan harga segini sangat elegan bagi kalangan mahasiswa.

Mahasiswa menginginkan segala sesuatu murah apalagi soal makanan. Kata-kata mahasiswa yang sering di dengar, murah tapi gak murahan. Mahasiswa menjadi objek di Burjo ka nuris. Burjo ka nuris menyediakan varian makanan-makanan yang enak dan minuman yang manis. Mahasiswa tinggal memesan makanan dan minuman yang meraka mau.

Burjo ka nuris dibangun dengan inisiatif membantu para mahasiswa yang mencari makanan murah. Pada tahun 2015 Burjo ka nuris didirikan hingga sekarang 2021 sudah sekitar 5 tahunan. Dengan hasil setiap hari mencapai 3 jutaan dan terus dikembangkan dengan menambah beberapa varian menu makanan.

Menu yang tersedia Magelangan, Orak Arik, Ayam geprek, Nasi telor, Pindang remuk, Nasi sayur, Ampela dan beberapa menu lainnya. Menu minuman mungkin tidak jauh dengan varian menu warung kopi dengan menambah nutrisari, nescafe.

Pemilik Burjo ka nuris pemiliknya adalah Nuris. Dia juga mahasiswa lulusan tahun 2015 di Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga. Selama kuliah ka nuris meratapi Burjo-burjo di sekitar kosannya. Sambil nanya-nanya ke penjaga burjo-burjo prihal modal, kebutuhan, dan hasil yang diperoleh. 

Dia tidak hanya bertanya kepada satu burjo aja melainkan juga nanya-nanya ke burjo yang dia pernah tempatin untuk makan.
Hasil tanya-tanya ka nuris memiliki niat yang sungguh-sungguh dalam mebmuat usaha Burjo, sehingga terbuatlah Burjo ka nuris. Ka Nuris memulai usaha dengan sendirinya tanpa ada partner untuk mebantunya. 

Namun hal itu tidak menjadi persoalan bagi ka nuris. Awalnya dia bekerja sendiri tanpa ada pekerjanya. Belanja hingga masak-masak dikerjakan sendiri. Setelah beberapa bulan usaha itu berjalan dia merekrut orang yang mau bekerja di Burjo ka nuris.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline