Lihat ke Halaman Asli

FADILLA NURVIDIA

Saya adalah mahasiswa Poltekkes Kemenkes Semarang, Jurusan Kebidanan, Prodi Kebidanan Magelang dan Profesi Program Sarjana Terapan.

Infeksi HIV Pada Anak Usia 1-14 Tahun

Diperbarui: 18 Maret 2024   17:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

penularan HIV dari ibu ke anak - Search Images (bing.com)  

HIV adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh Human Immunodefiency Virus yang menyerang sel-sel kekebalan tubuh, meliputi infeksi primer, dengan atau tanpa sindrom akut, stadium asimtomatik, hingga stadium lanjut. Stadium lanjut dari infeksi virus HIV adalah AIDS (Acquired Immunodefiency Syndrome).

HIV ditularkan melalui ciran tubuh. Penularan infeksi HIV dari ibu hamil pada anak yang sedang dikandung dikenal dengan istilah Transmisi Vertikal. Transmisi Vertikal merupakan penularan infeksi yang dijumpai pada anak usia 0-14 tahun yang dapat ditularkan selama kehamilan, persalinan, dan menyusui. Anak penyandang HIV mempunyai risiko adanya gangguan dalam tumbuh kembang seperti adanya potensi keterlambatan kognitif, stunting dan underweight dibandingkan dengan anak tanpa HIV diakibatkan adanya infeksi oportunistik, gangguan pencernaan dan intoleransi makanan.

Faktor yang mempengaruhi penularan HIV dari ibu ke anak yaitu :

  • Jumlah virus dalam darah ibu.
  • Jumlah sel CD4 ibu, semakin rendah sel CD4 semakin mudah penularannya.
  • Status gizi selama kehamilan, Berat Badan Rendah (BBR), dan kekurangan vitamin dan mineral selama kehamilan.
  • Penyakit Infeksi selama kehamilan.
  • Gangguan pada payudara ibu, seperti mastitis, abses, lecet/luka pada puting susu.

Faktor dari bayi yang mempengaruhi penularan HIV :

  • Prematuritas dan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR).
  • Nutrisi fetus.
  • Periode pemberian ASI, disarankan hanya memberi ASI eksklusif selama 3 bulan saja, selanjutnya bisa disambung dengan menggunakan susu formula.
  • Perlukaan pada mulut bayi.

Faktor obstetri dalam penularan HIV dari ibu ke anak :

  • Jenis penularan, persalinan sebaiknya dilakukan secara SC untuk meminimalisir paparan terhadap cairan ibu.
  • Lamanya persalinan.
  • Pecah ketuban lebih dari 4 jam sebelum persalinan.
  • Episiotomi, ekstrasi vacuum, dan forceps.

Gejala klinis yang patut diduga infeksi HIV :

  • Tumbuh kembang anak yang berjalan dengan lambat.
  • Kehilangan BB>10% dari BB dasar, demam yang >1 bulan, diare >1 bulan, dan limfadenopati meluas.
  • Perut membesar karena pembengkakan hati dan limpa.
  • Kulit kering yang luas.
  • Sariawan pada mulut anak, ditandai dengan bercak-bercak putih pada rongga pipi dan lidah.
  • Infeksi jamur
  • Gangguan pernapasan, berupa batuk >1 bulan, sesak napas, tuberkolosis, pneumonia berulang, dan sinusis kronis.
  • Gejala neurologi, berupa nyeri kepala hebat yang semakin parah, kejang, demam, dan menurunnya fungsi kognitif.

Cara pencegahan :

  • Kehamilan yang tidak direncanakan pada ibu HIV+, dengan mendapat layanan konseling dan tes HIV sukarela, serta pemakaian alat kontrasepsi yang aman.
  • Ibu HIV+ ke janin yang dikandungnya dapat diberikan pelayanan kesehatan ibu dan anak yang terpadu, pemberian obat antiretroviral (ARV).
  • Menjalani persalinan secara SC.
  • Ibu memberikan susu formula kepada bayinya.
  • Pemberian dukungan psikologis, sosial, dan perawatan kepada ibu HIV+ beserta bayi dan keluarganya.

Mencium pipi anak  yang HIV+ tidak akan membuat kita tertular HIV. Bahwasannya HIV akan menular jika lewat cairan. HIV juga tidak menular melalui gigitan nyamuk, karena nyamuk tidak memiliki reseptor untuk memperbanyak diri di sel inangnya, sehingga nyamuk tidak dapat terinfeksi HIV dan HIV tidak bisa berkembang didalam tubuh nyamuk.

Pengobatan HIV dapat dilakukan dengan Terapi Antiretroviral (ART). ART melibatkan kombinasi obat-obatan antiretroviral yang diambil seara teratur sesuai petunjuk tenaga medis. Selain itu harus diimbangi dengan menjaga pola makan yang seimbang, melakukan olahraga secara teratur, dan menjalani pengobatan sesuai jadwal yang ditetapkan.

Salah satu upaya untuk memperbaiki pertumbuhan dan perkembangan anak penyandang HIV adalah dengan edukasi yang nantinya akan mampu menumbuhkan pengetahuan dan kesadaran, komunikasi dan support system yang baik berupa dukungan psikologis, dukungan dari keluarga, dukungan dari teman sebaya dan komunitas yang dapat membantu mereka merasa diterima dan tidak sendirian dalam menghadapi kondisi kesehatan mereka. Dukungan dari komunitas dapat membantu menghiangkan stigma dan diskriminsi yang mereka hadapi.

Daftar Pustaka

  • Rachmadani, P. P. (2020). Pencegahan Penularan HIV/AIDS Pada Ibu hamil Ke Bayi Dengan PMTCT (Prevention Mother To Child Transmission)
  • Putri, D. A., Istiqomah, S. K., & Suryani, S. K. (2021). Pola komunikasi orang tua pada edukasi seksual dan pencegahan HIV AIDS: literature review.  
  • Putri, N. R., Perestroika, G. D., Kusmawati, I. I., Nugraheni, A., Sukamto, I. S., & Argaheni, N. B. (2023). IDENTIFIKASI EDUKASI DAN STIMULASI PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN PSIKOLOGIS ANAK PENYANDANG HIV-AIDS. JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri), 7(5), 4060-4069.
  • Witarini, K. A. (2021). Pencegahan penularan infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) dari ibu ke anak di Indonesia: sebuah tinjauan pustaka. Intisari Sains Medis, 12(2), 601-605.
  • Kemenkes. (2023). Kenali Faktor Risiko HIV/AIDS dan Pencegahannya. 
  • Yayasan KNCV Indonesia. (2023). Pencegahan, Pemeriksaan, dan Pengobatan HIV Untuk Kesehatan Optimal. Kemenkes.
  • Hidayati, A. N. (2020). Manajemen HIV/AIDS: terkini, komprehensif, dan multidisiplin. Airlangga University Press.



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline