Di Madura, panjang songkok bukan sekadar gaya. itu sebagai simbol bahasa keimanan. Semakin tinggi songkok yang menempel di kepala seorang lelaki, semakin tinggi pula anggapan masyarakat terhadap kesalehannya. Songkok panjang menjadi semacam simbol tak kasat mata. tentang taatnya seseorang pada agama, tekunnya pada salat, dan lembutnya tutur kata di tengah kehidupan sosial.
Bagi orang Madura, mengenakan songkok panjang bukan hanya urusan pakaian, tapi juga pernyataan identitas. Ia menandakan kedewasaan, wibawa, dan rasa hormat terhadap nilai-nilai religiuitas. Tak heran jika di acara-acara keagamaan, songkok panjang tampak mendominasi kepala para jamaah. seolah menjadi mahkota kesalehan.
Namun di balik kesederhanaan bentuknya, tersimpan makna yang dalam: bahwa ketakwaan bukan untuk dipamerkan, melainkan dijaga dalam keseharian. Songkok panjang hanyalah pengingat, bahwa keislaman tak berhenti di kepala, tapi menembus sampai di hati dan perilaku.
Maka, di Madura, songkok panjang bukan sekadar kain hitam di atas rambut. ia adalah simbol kesetiaan pada Tuhan, dan cermin kebudayaan yang terus berdialog antara tradisi dan iman.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI