Lihat ke Halaman Asli

Erusnadi

Time Wait For No One

Bujukan Mengundi Nasib ke Jakarta

Diperbarui: 13 April 2024   07:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Tiga hari setelah lebaran, Jun hanya duduk termangu di dangau area persawahan yang terhampar luas. Puntung tembakau yang dilinting olehnya ada 10 biji di dekatnya, bekas Ia hisap.

Ia sejak pagi hanya duduk-duduk saja tanpa melakukan aktivitas taninya. 

Padahal kedua orang tuanya dan warga lain sedang memanen padi. Sementara hari sudah mendekati jam 10 pagi.

Seorang sahabatnya sudah memintanya untuk turun ke sawah tapi ia tidak pedulikan. 

Begitu juga orang tuanya sejak semalam selalu mengingatkan agar ia tidak terlalu memikirkan ajakan tetangga untuk pergi ke Jakarta.

Dari semalam orang tuanya sudah tau ketertarikan Jun atas keberhasilan anak tetangga itu yang merantau selama tiga tahun sejak tiga kali lebaran lalu.

Anak tetangga ini, yang sebaya dengan Jun, adalah Samsu namanya, sudah jadi kebanggaan orang tuanya.

Samsu ketika malam takbiran datang ke kampung sama sekali tidak membawa kardus atau karung sebagai oleh-oleh. 

Tapi satu minggu sebelum lebaran ia sudah kirimkan semua hadiah lebaran itu lewat ekspedisi. Juga transfer uang pada orang tuanya.

Samsu mengisahkan pada semua keluarga dan kerabat, saat tiba di kampung kemarin itu menyewa kendaraan plus sopirnya.

Katanya lagi, agar orang tua, dan adiknya bisa jalan-jalan ke tempat wisata. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline