Lihat ke Halaman Asli

Erni Wardhani

Guru, penulis konten kreator (Youtube, Tiktok), EO

Waspadai Kejahatan Soceng (Social Engineering), Berupa Begal Rekening

Diperbarui: 18 Juni 2022   13:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Bukan satu atau dua kali saya mendengar dan membaca keluhan tentang menghilangnya uang tabungan di rekening. Apabila hilang uangnya dalam tabungan celengan di rumah, kita masih bisa memperkirakan siapa yang mengambil, namun ketika uang itu hilang padahal di dalam rekening, siapa yang bisa memprediksi? Ternyata uang menghilang di rekening sekarang ini sedang viral, bahkan Otoritas Jasa Keuangan sendiri mengimbau kepada masyarakat luas agar selalu waspada tentang aksi kejahatan digital dengan modus soceng, alias social engineering, berupa begal rekening.  Kejahatan begal rekening ini semakin viral setelah sejumlah nasabah banyak yang melaporkan kehilangan isi rekeningnya dalam jumlah yang besar.

Sebetulnya bagaimana cara kerja social engineering itu? Social Engineering merupakan didiplin ilmu IT dalam bidang keamanan. Soceng adalah  salah satu teknik mendapatkan informasi dengan cara menipu korban. Dengan kata lain, sebuah tindak kejahatan dengan jalan, pelaku memanipulasi secara psikologis korbannya guna membocorkan data pribadi dan data perbankan. Simak beberapa kemungkinan yang akan dilancarkan oleh pelaku begal rekening agar kita selalu sadar.

1. Memberikan Info Perubahan Tarif Transfer

Jadi, penipu akan berpura-pura sebagai pegawai bank, kemudian dia akan menyampaikan perubahan tarif transfer bank kepada korban. Tanpa korban sadari, penipu menggiring korban dan meminta untuk mengisi link formular yang di dalamnya berisi data pribadi, hingga mereka meminta PIN, OTP, dan password. Ketika korban tidak paham, mereka dengan sabar akan menuntun para korbannya hingga transsaksi transfer data pribadi selesai;

2. Hati-hati dengan Tawaran Nasabah Prioritas

Dihubungi oleh orang yang mengatasnamakan pegawai sebuah bank. Entah dari mana awalnya dia tahu tentang data pribadi korban, yang jelas, banyak sekali kemungkinan, salah satunya, untuk mempermudah jalannya aksi ini mereka  bekerja sama dengan orang dalam itu sendiri. Modusnya mereka menawarkan iklan upgrade menjadi nasabah prioritas dengan sejumlah rayuan maut dan embel-embel promosi. Penipu akan mengarahkan korban untuk memberikan data nomor ATM, OTP, PIN, Nomor CVV dan passwoed.

3.Akun Media Sosial Aspal

Akun media sosial ini berupa akun layanan palsu yang mengatasnamakan bank. Pelaku akan menawarkan bantuan agar ketika ada yang bermasalah akan segera teratasi. Caranya dengan mengarahkan ke website aspal atau nantinya akan meminta nasabah memberikan data pribadinya secara lengkap;

4. Tawaran menjadi Agen Laku Pandai

Laku Pandai adalah kependekan dari Layanan Keuangan Tanpa Kantor dalam Rangka Keuangan Inklusif. Merupakan program OJK untuk penyediaan layanan perbankan melalui kerja sama dengan pihak lain. Semua didukung oleh sarana teknologi informasi.

Pelaku menawarkan korbannya untuk menjadi agen dengan tanpa persyaratan yang rumit. Kemudian mereka akan meminta korban untuk  mentransfer sejumlah uang untuk mendapatkan mesin EDC (Electronic Data Capture). Sebuah alat penerima pembayaran yang dapat menghubungkan antarrekening bank. Dapat kita lihat apabila kita bberbelanja di mal, dan membeyar dengan kartu ATM, nanti kartu kita akan dimasukkan ke dalam mesin EDC itu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline