Lihat ke Halaman Asli

Endro S Efendi

TERVERIFIKASI

Penulis, Trainer Teknologi Pikiran

Beli Makanan Tak Harus Enak dan Ramai

Diperbarui: 7 Agustus 2021   09:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi pedagang kecil (KOMPAS/WISNU WIDIANTORO)

Jumat tadi, sejak pagi tak ada ke luar rumah. Ada beberapa pesanan artikel yang diminta oleh kolega. Segera buka laptop, menuntaskan pekerjaan dengan hati nyaman.

Sedang asyik mengetik, ada kawan-kawan sekolah mengundang video call group. Bukan main serunya, mereka perlu menaikkan imun dengan bercanda dengan saling berkisah tak tentu arah.

Saya hanya sesekali nimbrung, maklum masih fokus dengan artikel yang belum tuntas. Tapi gara-gara video call itu pula, saya baru menyadari rambut sepertinya sudah perlu dipangkas.  

Jumat sore, masih di depan laptop, berbagi teknik swaterapi, The Heart Technique secara virtual. Alhamdulillah, ternyata banyak peserta adalah teman dan sahabat saya. Ada yang dari Jakarta, Jogjakarta, Cilacap, Semarang, Makassar, serta tentu saja dari Kaltim. Profesinya juga beragam, dari pengusaha sampai profesional dari berbagai bidang.   

Malam hari, ingat lagi soal pangkas rambut. Dengan motor, menuju Jalan KH Samanhudi Samarinda. Warga Kota Tepian lebih sering menyebut kawasan ini dengan Wisma. Maklum dulu ada Bioskop Wisma, yang jadi andalan warga untuk nonton film Rhoma Irama dan sejenisnya.

Di pangkas rambut ini, nyaris saya adalah pengunjung terakhir. Waktu sudah larut, namun si pemangkas rambut tak menolak kehadiran saya. Malah asyik ngobrol, bertanya soal vaksin Covid 19. Rupa-rupanya, pemangkas rambut ini belum vaksin. Dia ingin tahu bagaimana caranya agar bisa vaksin.

Saya mengarahkan beliau untuk memasang aplikasi di telepon androidnya yaitu aplikasi Peduli Lindungi. Gara-gara menunggu saya memasangkan aplikasi, eh ada satu lagi konsumen yang datang untuk potong rambut. Padahal niatnya sudah mau tutup.

Pemangkas rambut ini saya sarankan untuk melanjutkan pekerjaannya, saya bantu untuk mengisi data aplikasi dengan meminjam identitas dirinya. Alhamdulillah sudah terpasang, dan siap vaksin kapan saja, jika stok tersedia.  

Ya banyak warga memang kurang paham, dan kurang informasi mengenai hal ini. Sehingga proses vaksinasi kurang maksimal. Selain stok juga belum banyak, perlu waktu agar warga seluruhnya bisa menjalani vaksinasi. Bagi yang tidak mau, ya kembali ke masing-masing individu.

Usai pangkas rambut, lanjut mengecek ke Kantor PWI Kaltim di Jalan Biola Samarinda. Ada beberapa wartawan yang sedang menjalani isolasi mandiri. Meski kondisinya sudah semakin membaik, rasanya lebih tenang jika melihat kondisi mereka secara langsung.

Benar saja, beberapa wartawan yang isolasi mandiri sedang bermain biliar. Ada juga yang menonton film. Sementara lainnya sedang asyik di depan komputer. Di meja, terlihat ada bekas makan bareng belum dibereskan. Artinya mereka sudah makan, dan itu pertanda selera makannya makin baik.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline