Lihat ke Halaman Asli

Emut Lebak

Guru, Bloger, aktif di komunitas menulis

Tips Hindari Kekerasan Ketika Cinta di Ujung Luka

Diperbarui: 1 Oktober 2022   02:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar: klikdokter.com

Sahabat Kompasianer sekarang lagi ramai yaa membahas KDRT, setelah kasus kekerasan yang dialami seorang penyanyi dangdut mencuat. Waah jangan sampai kekerasan dalam rumah tangga menimpa kita juga. 

Kekerasan dalam rumah tangga biasanya yang jadi korban adalah perempuan, karena perempuan adalah mahluk lemah. Et jangan salah dalam beberapa kasus banyak juga korban KDRT adalah laki-laki. 

Banyak wanita menganggap bahwa kehidupan sebelum menikah lebih enak ketimbang sudah menikah. Sebelum menikah mereka bebas kemanapun, bebas berbuat apapun tanpa perlu merasa khawatir ada yang menunggu di rumah. Belum ada suami yang mencemaskan atau suami yang membatasi aktivitasnya. Apalagi sampai melarang atau memarahinya ketika terlambat pulang.

Namun ketika seorang wanita telah berumah tangga, apapun yang akan diperbuat selalu dipikir panjang kali lebar dampak apa dari setiap perbuatannya. Bahkan tingkah lakunya dan ucapan pun dipilah agar tidak menyakiti dan menyinggung perasaan pasangan agar tidak berujung pertengkaran. 

Setelah berumah tangga kebebasan seorang wanita mulai tertutup, pintu kebebasan harus mulai dijaga, sebab rumah tangga bukan hanya tentang diri sendiri. Tapi tentang pasangan, tentang keluarga dari kedua belah pihak. Rumah tangga bukan hanya tentang aku dan kamu. Tapi melibatkan dua keluarga pihak suami juga istri. Dan semuanya harus terjaga perasaannya. 

Istri dituntut sabar ketika tersakiti, harus mampu mengontrol emosi, kadang meskipun badan lemah, istri harus kuat demi keluarga. Seorang ibu akan pura-pura sehat dan kuat demi melihat anak dan suaminya bahagia. 

Sebaik baik suami adalah suami yang paling baik terhadap keluarganya. Begitu kata Rasul. Penulis sendiri memiliki prinsip dalam pernikahan. Penulis tahan dengan kemiskinan tapi tidak dengan dua hal, pertama perselingkuhan dan kedua kekerasan. 

Hampir semua wanita akan berjuang mempertahankan mahligai rumah tangganya meskipun dalam kekurangan ekonomi, terutama setelah lahirnya sang buah hati. Mereka akan sanggup menahan penderitaan asalkan tidak sampai mengalami korban KDRT.

Untuk laki-laki yang sering melakukan kekerasan terhadap istri, ketika ingin memukul istri ingatlah ibumu, ibumu juga seorang wanita yang melahirkanmu. Seorang istri rela meninggalkan kedua orang tua demi baktinya kepada suami. 

Bersama orang tua selalu dimanja apapun sayang dituruti selagi itu baik. Tapi setelah bersuami istri harus ikut suami dengan menerima segala kekurangannya. Jangan menjadi laki laki yang dzolim, bahwa dengan kekuatannya dia bisa melakukan apa aja kepada istrinya. Semua wanita tanpa terkecuali ingin mendapatkan suami idaman, suami yang sempurna dan dapat membahagiakan hidupnya. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline