Lihat ke Halaman Asli

EmilyWu

Penulis, Cerpenis, Menerima Jasa Penulisan Novel.

Cerpen | Hantu Hanger Baju

Diperbarui: 18 September 2019   20:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar : Istock diedit dengan Canva.

Siang itu, jam di dinding menunjukkan pukul 11.45 WIB, angin bertiup pelan, behembus lembut memberikan sedikit kesejukan di siang hari yang panas terik.

Aku sedang menyelesaikan Novel pesanan mantan model yang harus segera naik cetak, karena yang bersangkutan akan segera meninggalkan Indonesia dan meminta Novel tersebut untuk dikebut, supaya cepar selesai dan bisa dibagikan kepada koleganya sebelum dia terbang ke US.

Tiba-tiba dari kamar di mana ketika aku sedang alih penampilan sebagai Iyem, aku gunakan untuk menyetrika baju, terdengar bunyi hanger-hanger baju sedang dirapikan.

Aku menahan napas, menajamkan pendengaranku, ingin memastikan bahwa aku tidak salah dengar dan....oh Tuhan, ternyata yang aku dengar adalah benar, suara hanger baju sedang dirapikan.

Mendadak rasa takut menyerangku. Siapa yang siang-siang begini ada di ruangan itu? Orang jahatkah? Tapi masuk dari mana, bukankah semua jendela dipasang tralis dan semua pintu terkunci dan kalau ada yang masuk masak iya aku nggak lihat, rumahku begitu kecil, rasanya tidak mungkin aku tidak tahu kalau ada orang masuk rumahku.

Angin kembali bertiup, bulu kudukku berdiri, rasa takutku makin menjadi apalagi. suasana komplek perumahan siang itu juga terasa lebih sepi dari biasanya, suasanya sunyi dibarengi dengan bunyi hanger baju sedang dirapikan dari dalam ruang setrika, membuatku bergidik.

Aku ingin melihat siapa yang ada di ruangan itu, namun aku takut, tapi kalau tidak mengintip siapa yang berada di situ, aku penasaran dan ingin tahu.

Aku menoleh ke kanan dan ke kiri, oh....Puji Tuhan ada Rosario yang tergelak di meja di samping laptopku, Rosario yang aku pakai berdoa tadi pagi yang belum sempat aku kembalikan ke tempatnya, karena aku buru-buru ingin menyelesaikan Novelku.

Aku ambil Rosario itu, aku beranikan berdiri dari tempat dudukku lalu berjalan mengendap-endap menuju ruang sertrika baju. Pose-ku memegang Rosario persis sama dengan yang digambarkan di film-film horor Hollywood.

Logiku sempat jalan juga, mana mungkin hantu takut pada Rosario, Rosario itu hanya butiran mote yang dibuat oleh tangan manusia, Rosario hanyalah sarana untuk berdoa, tapi Rosaio itu tidak bermagna apa-apa kalau tidak dipakai berdoa, Rosario bukan jimat pengusir demit.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline