Mohon tunggu...
EmilyWu
EmilyWu Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis, Cerpenis, Menerima Jasa Penulisan Novel.

Walaupun aku tak bersayap, aku ingin terbang ke langit mengambil matahari, bintang dan bulan. Ide cantik selalu menarik untuk kuketik dan kususun dengan indah menjadi sebuah kisah...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Hantu Hanger Baju

18 September 2019   20:37 Diperbarui: 18 September 2019   20:51 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar : Istock diedit dengan Canva.

Siang itu, jam di dinding menunjukkan pukul 11.45 WIB, angin bertiup pelan, behembus lembut memberikan sedikit kesejukan di siang hari yang panas terik.

Aku sedang menyelesaikan Novel pesanan mantan model yang harus segera naik cetak, karena yang bersangkutan akan segera meninggalkan Indonesia dan meminta Novel tersebut untuk dikebut, supaya cepar selesai dan bisa dibagikan kepada koleganya sebelum dia terbang ke US.

Tiba-tiba dari kamar di mana ketika aku sedang alih penampilan sebagai Iyem, aku gunakan untuk menyetrika baju, terdengar bunyi hanger-hanger baju sedang dirapikan.

Aku menahan napas, menajamkan pendengaranku, ingin memastikan bahwa aku tidak salah dengar dan....oh Tuhan, ternyata yang aku dengar adalah benar, suara hanger baju sedang dirapikan.

Mendadak rasa takut menyerangku. Siapa yang siang-siang begini ada di ruangan itu? Orang jahatkah? Tapi masuk dari mana, bukankah semua jendela dipasang tralis dan semua pintu terkunci dan kalau ada yang masuk masak iya aku nggak lihat, rumahku begitu kecil, rasanya tidak mungkin aku tidak tahu kalau ada orang masuk rumahku.

Angin kembali bertiup, bulu kudukku berdiri, rasa takutku makin menjadi apalagi. suasana komplek perumahan siang itu juga terasa lebih sepi dari biasanya, suasanya sunyi dibarengi dengan bunyi hanger baju sedang dirapikan dari dalam ruang setrika, membuatku bergidik.

Aku ingin melihat siapa yang ada di ruangan itu, namun aku takut, tapi kalau tidak mengintip siapa yang berada di situ, aku penasaran dan ingin tahu.

Aku menoleh ke kanan dan ke kiri, oh....Puji Tuhan ada Rosario yang tergelak di meja di samping laptopku, Rosario yang aku pakai berdoa tadi pagi yang belum sempat aku kembalikan ke tempatnya, karena aku buru-buru ingin menyelesaikan Novelku.

Aku ambil Rosario itu, aku beranikan berdiri dari tempat dudukku lalu berjalan mengendap-endap menuju ruang sertrika baju. Pose-ku memegang Rosario persis sama dengan yang digambarkan di film-film horor Hollywood.

Logiku sempat jalan juga, mana mungkin hantu takut pada Rosario, Rosario itu hanya butiran mote yang dibuat oleh tangan manusia, Rosario hanyalah sarana untuk berdoa, tapi Rosaio itu tidak bermagna apa-apa kalau tidak dipakai berdoa, Rosario bukan jimat pengusir demit.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun