Lihat ke Halaman Asli

Elyshabet Sekar

Mahasiswa Ilmu Komunikasi

Kompas.id Dibentuk Bukan Tanpa Alasan, Kompas.id Dibentuk untuk Mempertahankan Jurnalisme Kompas

Diperbarui: 22 April 2020   00:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dok. kompas.id

Pada mata kuliah produksi multimedia, beliau memberi materi penjelasan tentang Kompas.id serta Harian kompas, selain itu beliau juga bercerita tentang pengalaman yang didapatkan selama di Kompas.

Kuliah online yang berlangsung menggunakan aplikasi zoom pada hari Rabu, 15 April 2020 mengundang Haryo Damardono selaku wakil redaktur pelaksana Harian Kompas, khususnya Kompas.id yang merupakan media berita versi digital dari Harian Kompas. Terdapat perbedaan antara Kompas.id dan Kompas.com, Kompas.id dikerjakan langsung oleh wartawan dari harian kompas, sedangkan Kompas.com mempunyai tim yang berbeda.

Kompas.id dibuat dengan beberapa alasan, apa saja alasannya?

  1. Konten yang tidak jauh dari Harian Kompas. Wartawan wajib turun langsung ke lapangan sebelum menulis sebuah berita, tidak boleh wawancara melalui tlefon dan lain-lain. Salah satu konten Kompas yang paling banyak peminatnya dan pembacanya adalah opini.
  2. Bisnis, model bisnis kedepan media bisa mendapatkan keuntungan dari pembaca. Model tersebut sudah dilakukan oleh New York Times. Kompas ingin menjadi seperti New York times dimana wartawan memiliki keleluasaan dan dapat membuat berita yang benar dan mencerdaskan. Saat ini kebanyakan wartawan di Indonesia mempunyai tanggunug jawab unutk menulis berita sebanyak 10 kali dalam sehari, sehingga keleluasaan itu tidak ada. Berbeda dengan New York Times yang wartawannya hanya menulis berita 1 kali dalam sehari. Jadi, Kompas ingin berada di tangah-tengah antara cara kerja wartawan di Indonesia dan New York Times. Keleluasaan tersebut dapat membuat wartawan lebih berkualitas karena dapat melakukan aktivitas lain. Namun, Haryo menggaris bawahi, yang pertama adalah berita yang benar.

Haryo mengakui bahwa marketing dari Harian Kompas kurang, tetapi sejak tahun 2017,2018 mereka membentuk Kompas.id. Kompas.id dibangun dan dikerjakan sendiri oleh orang-orang yang tidak mempunyai di bidang digital. Kompas.id dibentuk bukan tanpa alasan, namun hal tersebut untuk mempertahankan jurnalisme Kompas. Kini, Wartawan Kompas harus menguasi beberapa elemen, yaitu menulis, mengambil gambar dan video, dan live report. Ada hal positif yang didapatkan, salah satunya adalah alat yang digunakan oleh wartawan tidak terlalu berat. Menurut Haryo, wartawan zaman sekarang dituntut untuk menguasai multimedia.

Konsep 3M (Multimedia, Multichannel, Multiplatform)

Kompas memiliki bisnis koran, televisi, Kompas.com serta turunan-turunan lainnya. Menurutnya, 3M tersebut menjelma didalam manusia, sebisa mungkin portal kompas itu merupakan 3M.

Dalam melakukan pengambilan gambar yang dilakukan oleh wartawan ketika turun langsung ke lapangan, wartawan wajib melaporkan kamere apa yang dipakai dan milik siapa kamera tersebut. Hal tersebut wajib dilakukan supaya tidak ada yang nge-hack atau mengakui gambar tersebut milik orang lain. Dahulu Haryo ingin mengambil gambar dengan Iphone, tetapi tidak diperbolehkan, berbeda dengan sekarang dimana wartawan mulai diperbolehkan menggunakan smartphone milik mereka. 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline