Lihat ke Halaman Asli

Elly Suryani

TERVERIFIKASI

Dulu Pekerja Kantoran, sekarang manusia bebas yang terus berkaya

Plastik Organik atau Mengubah Gaya Hidup Kita Menjadi Back To Nature?

Diperbarui: 9 Juli 2020   17:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi belanja dengan kantong plastik (Sumber foto: Shuterstock via KOMPAS.com)

Setiap kita menghasilkan sampah. Sampah itu memang menjengkelkan dan tidak bisa kita selesaikan dengan sekadar berkata, buanglah mantan, eh.. sampah pada tempatnya. 

Konon setiap orang menghasilkan sampah rata-rata 800 gram per hari. Bayangkan berapa ratus kilogram sampah yang dihasilkan setiap kita dalam setahun. Bayangkan pula sampah yang dihasilkan seluruh penduduk dunia dalam setahun, wew. Pasti sangat buanyak.

Bahaya Sampah Plastik dan Pelarangan Kantong Plastik

Di antara banyak jenis sampah yang ada, maka sampah plastik tergolong salah satu sampah yang berbahaya bagi kesehatan lingkungan.
Sampah plastik yang notabene sangat sulit terurai (terdekomposisi). 

Rantai karbonnya yang panjang hingga sehingga suit diuraikan oleh mikroorganisme. Baru akan terurai ratusan hingga ribuan tahun kemudian. 

Bahkan kantong plastik yang diklaim ramah lingkungan pun akan terurai lama dan tetap akan menjadi sampah. Apalagi lagi karena sifatnya yang cepat terurai menjadi mikro plastik, akan lebih mudah untuk mencemari lingkungan.

Dari proses produksi, konsumsi, hingga pembuangannya menghasilkan emisi karbon yang tinggi sehingga berkontribusi terhadap perubahan iklim karena kondisi bumi semakin memanas. 

Sumber material kantong plastik yang terbuat dari minyak bumi, yang merupakan sumber daya alam tak terbarukan, mengakibatkan pencemaran lingkungan di negara-negara berkembang karena limbah pabriknya dibuang ke sungai dan pembakaran gas metana mengakibatkan emisi karbon ke udara.

Konon, hampir lebih sepertiga dari sampah plastik dunia (sekitar  33%) itu berbentuk botol, kantong, dan sedotan sekali pakai dan memiliki dampak buruk bagi lingkungan, termasuk bagi tubuh manusia.

Belum lagi sampah popok instan alias pampers yang baunya aduhai itu. Faktanya, kita saksikan bersama bahwa tidak semua sampah bisa sampai ke tempat pembuangan sampah untuk didaur ulang. Banyak yang berserakan dan terhampar di mana-mana begitu saja.

Plastik yang mengalir sampai jauh lalu tersangkut di akar mangrove sebuah Hutan Lindung (sumber foto: dokpri)

Indonesia adalah negara terbesar kedua penyumbang sampah plastik di dunia. Data yang diperoleh dari Asosiasi Industri Plastik Indonesia (INAPLAS) dan Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan sampah plastik di Indonesia itu luar biasa besar, mencapai 64 juta ton/tahun. Sebagian besar sampah yang dihasilkan manusia adalah sampah produk plastik, salah satunya kantong plastik.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline