Lihat ke Halaman Asli

2 Dukun Cabul Itu Menghancurkan Hidupku!

Diperbarui: 4 April 2017   18:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

[caption id="attachment_145635" align="aligncenter" width="322" caption="Ilustrasi: Google"][/caption]

Namaku Evita. Usiaku saat ini 35 tahun. Usia yang cukup matang ini seharusnya aku telah memiliki keluarga. Atau setidaknya telah memiliki 1 orang anak. Namun ternyata takdir berkehendak lain. Ketika usiaku 31 tahun, aku mengalami peristiwa yang sangat tidak menyenangkan. Mungkin peristiwa itu akan selamanya membekas seumur hidupku. Saat itu orangtuaku menginginkan agar aku segera menikah. Jangankan menikah, memiliki kekasih saja tidak mampu kulakukan.

Aku bercermin, tak cantikkah diriku? Mengapa di usia yang mencapai kepala 3 ini tak seorang pun arjuna menyapa cintaku. Mengapa tak seorang pun jua laki-laki singgah mengisi hatiku. Oh Tuhan, mengapa aku diberi cobaan seperti ini? Kulihat teman-teman sebayaku masing-masing telah menemukan tambatan hatinya. Mereka hidup bahagia bersama anak dan suaminya. Sedang aku? Hanya menghabiskan waktuku seorang diri. Bahkan tak ada dukungan sedikitpun dari orangtuaku sekedar membesarkan hatiku. Aku hanya butuh pengertian mereka. Bukan mauku jodohku belum kutemukan.

Ketahuilah sahabat, menurut teman-temanku, aku memiliki wajah yang cantik. Tak ada yang salah dengan diriku. Aku bisa dengan mudah bersosialisasi dengan lingkungan tempatku berada. Aku sungguh tak percaya mengapa perempuan secantikku kesulitan mendapatkan jodoh.

Di tengah kebingunganku, seorang teman mengajakku menemui seorang spiritual. Katanya, orang ini bisa melihat apa yang terjadi dengan diriku dan bisa membantu menemukan jodohku. Aku memanggilnya Bapak A. Bapak A tampak seorang yang bijak. Ia mengerti segala kegundahanku. Aku sungguh terkejut mendengar pengakuan Bapak A. Menurutnya, jodohku telah ditutup oleh seseorang yang dulu pernah kutolak cintanya. Bagai tersengat aliran listrik saja hatiku saat itu.

Beberapa tahun yang lalu pernah ada seorang laki-laki menyatakan cintanya kepadaku. Dia bernama Abi. Aku memang mengenal Abi dan menganggapnya teman biasa. Tak kuduga Abi ternyata mencintaiku. Aku minta maaf kepada Abi karena tak bisa menerima cintanya. Terlihat kekecewaan di wajah Abi. Apakah mungkin orang se-alim Abi berbuat nista dengan mengguna-gunai aku agar aku tak mendapatkan jodoh? Ya Tuhan, sungguh jahat sekali! Tapi aku tak mau berburuk sangka. Belum tentu pelakunya adalah Abi.

Bapak A tak mau menyebutkan sebuah namapun kepadaku. Saat itu, nampak keluguan dan kebodohanku. Ketika Bapak A memintaku agar melakukan sesuatu hal demi membuka kembali auraku. Tujuannya adalah supaya jodohku kembali terbuka. Bapak A meminta agar aku melayaninya. Entah setan apa yang merasukiku saat itu. Aku pasrah dan menerima semua permintaannya. Terjadilah peristiwa naas itu. Untuk pertama kalinya. Kegadisanku terenggut dengan mudahnya karena kebodohanku.

Bapak A memintaku untuk menemuinya kembali 2 minggu kemudian. Entah mengapa, aku tak menolak padahal ku tahu diriku hanya dijadikan pemuas nafsunya. Ya Tuhan, hidupku telah hancur karena kekufuran dan kebodohanku. Saat aku bercerita kepada seorang teman mengenai kisahku ini, ia mengingatkanku agar jangan kembali menemui Bapak A.

Di wilayah tempat tinggalku, memang terkenal orang-orang "sakti" yang mampu menyembuhkan penyakit dengan cara spiritual dan doa-doa. Masyarakat di sekitar pun nampaknya lebih mempercayai orang sakti ini. Sebenarnya aku tak mempercayai kekuatan magis berupa apapun. Apalagi di dunia yang serba digital ini. Namun lagi-lagi karena ajakan temanku, aku kembali mendatangi seorang spiritual lainnya. Sebut saja Bapak B. Menurut temanku, Bapak B ini memiliki ilmu yang tinggi.

Saat aku dan temanku mengunjungi Bapak B ini, Bapak B mengatakan bahwa aku terkena pengaruh magis dari Bapak A. Bapak A telah membuat wajahku terlihat menyeramkan sehingga tak ada satupun laki-laki yang akan menyukai aku. Aku sungguh kaget bukan kepalang. Antara percaya dan tidak, aku mendengarkan semua kata-kata Bapak B. Bapak B kemudian memintaku untuk menemuinya seorang diri.

Esok harinya aku kembali menemui Bapak B. Aku gundah dengan pernyataannya tentang pengaruh magis Bapak A. Bapak B ini berniat membersihkan pengaruh magis itu. Namun lagi-lagi ia meminta sesuatu yang juga diminta oleh Bapak A. Melayani nafsu syahwatnya! Aku panik. Aku tak mungkin mengulangi kesalahan yang sama seperti yang kualami beberapa waktu yang lalu dengan Bapak A. Namun Bapak B dengan bijaknya membujukku. Ia meyakinku bahwa itu satu-satunya cara agar badanku kembali bersih dan aku akan terlihat cantik dan menarik. Dengan demikian akan banyak laki-laki yang nanti menyukaiku.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline