Lihat ke Halaman Asli

Lilik Fatimah Azzahra

TERVERIFIKASI

Wiraswasta

Inilah Aktivitas Sehari Sebelum Lebaran Tiba

Diperbarui: 14 Juni 2018   11:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(sumber: pictoxo.com)

Alhamdulillah.  Besok sudah lebaran, ya?  Aduh, senangnya.

Seperti tahun-tahun kemarin, jelang sehari sebelum datangnya Idul Fitri kegiatan saya sudah terjadwal sedemikian rupa.

Pagi-pagi sekali pergi ke pasar berbelanja keperluan malam tasyakuran. Sembari berpikir, menu apa yang akan disuguhkan untuk hantaran nanti. Mesti dan kudu berbeda dari yang lain, ya.

Kok, berbeda? Iyalah. Demi mengantisipasi supaya menunya tidak kembaran dengan menu tetangga yang hari ini ikut juga tasyakuran. 

Menampilkan menu yang berbeda sudah menjadi kebiasaan saya. Bukan apa-apa, hanya untuk menghindari 'berkat' bertumpuk di atas meja. Dan ujung-ujungnya kasihan sekali. Makanan-makanan itu akan terbuang. Sayang, kan? Sudah berlelah-lelah memasak, akhirnya masuk ke dalam tong sampah.

Cara lain agar hantaran makanan tidak mubazir, biasanya saya menyiasatinya dengan mengantar makanan terlebih dulu ke rumah para tetangga sebelum waktu buka puasa tiba. Istilahnya menyerobot waktu. Yup, mengingat tradisi  slametan ini biasanya dilaksanakan sesudah sholat Magrib. Jadi dengan menyerobot waktu ini insya allah makanan akan tersantap saat berbuka. 

Bicara malam tasyakuran atau biasa disebut  slametan, kegiatan ini merupakan salah satu tradisi masyarakat desa yang hingga kini masih dipegang teguh. Termasuk di kampung saya. 

Di kampung saya dulu sebelum dibagi perkelompok, undangan tasyakuran bisa mencapai 25 keluarga. Sekarang dikerucutkan menjadi 12 keluarga. Itupun masih mengakibarkan 'berkat' bertumpuk. Kadang tidak tersentuh. Bagaimana mau disentuh, lah semua menu yang dimasak sama, modelnya juga sama. Mau tidak mau makanan yang sedemikian banyak itu dibiarkan menumpuk di atas meja. 

Sungguh, kadang saya merasa sedih melihat makanan yang masih utuh tidak tersentuh. Mau dibuang sayang. Mau disantap perut sudah kenyang.

Untunglah saya tidak kehabisan akal. Untuk menyelamatkan makanan yang kadung menumpuk saya segera melarikannya ke Panti Asuhan terdekat. Insya Allah di sana makanan masih bisa berguna.

Aktivitas lain, yang menjadi agenda saya jelang sehari sebelum lebaran adalah, nyekar  ke makam orang tua. Berdua dengan anak laki-laki saya--menggunakan motor kami bergegas menuju pemakaman setempat sekitar pukul 5 sore. Makam yang kami kunjungi adalah makam almarhum Ayah dan Ibu angkat saya. Kemudian dilanjut ke makam Ayah kandung yang lokasnya berada di tempat berbeda.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline