Lihat ke Halaman Asli

Eko Irawan

Menulis itu Hidup

Masker

Diperbarui: 1 Agustus 2021   10:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Masker dokpri Eko irawan

Bumi tengah bersedih. Berserak virus. Tangis kesakitan. Tangis kematian. Derita dalam pembatasan. Tetes air mata pedagang kaki lima. Yang terkungkung larangan. Demi memutus mata rantai. Penularan Pandemi.

Siapa mau sakit. Tak seorangpun mau terpapar. Sungguh pandemi merubah segalanya. Merubah bumi dalam kerangkeng. Merubah cara pikir. Cara hidup. Untuk normal baru.

Melawan itu. Masker. Proteksi diri, sembuhkan bumi. Cara hidup baru. Selamatkan diri, selamatkan yang lain. Agar tetap sehat. Tetap terjaga. Agar hidup terus hidup. Bersama terkasih.

Masker bukan menutup diri. Mengasingkan pribadi. Tapi menyelamatkan jiwa. Menyelamatkan bumi. Agar tetap indah diesok hari. Kembali bersinar bumi ini. Bersama anak cucu, dalam semangat baru. Normal baru. Bersama yang terkasih, diesok yang ceria.

Malang, 1 Agustus 2021

Oleh Eko Irawan 

Puisi ini didedikasikan untuk inovasi brilian para muda, mahasiswa Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Brawijaya, Yoga Caesario Firmansyah bersama ketiga rekannya, Aqsha Zaki Widyatma, Fatimah Fitri Khoiriyah, dan Imago Lavelia Dei yang tengah berjuang dalam rangka Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) XXXIV Oktober 2021 dengan menginovasi masker anti covid 

Screenshoot proposal masker anti covid Dokpri

Semoga inovasi ini menjadi salah satu nominasi unggul dan terealisasi sehingga mampu melindungi banyak umat manusia dari cengkraman pandemi covid 19.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline