Lihat ke Halaman Asli

Eko Saputro

Widyaiswara Kementerian Pertanian RI

Perubahan Iklim Global dan Dampaknya pada Peternakan

Diperbarui: 13 September 2022   11:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dampak Peningkatan Suhu Lingkungan pada Ternak Sapi, Gambar: ResearchGate/Mohammad Hossain

Di Asia Tenggara, penurunan hasil produksi ternak hingga 20% telah diproyeksikan akan terjadi pada tahun 2050, sebagai akibat dari perubahan suhu dan curah hujan secara regional, sehingga  berdampak pada pakan dan ketersediaan pakan ternak. Dengan meningkatnya pertumbuhan penduduk Asia dan permintaan standard hidup yang lebih tinggi, penurunan produksi ternak ini dapat berdampak buruk pada lebih dari satu miliar orang pada tahun 2050 (Hijioka et al., 2014). 

Hal yang sama berlaku untuk pulau-pulau di negara-negara kepulauan pasifik (Oseania), yang sangat rentan terhadap peristiwa cuaca ekstrem dan kenaikan permukaan laut, dan pada tahun 2050, perubahan iklim diproyeksikan akan membatasi sumber daya air tawar, yang merupakan sumber daya yang sangat penting  dalam sistem produksi ternak (Nurse et al., 2014). 

Peternakan di negara berkembang memberikan kontribusi yang jauh lebih tinggi terhadap pendapatan masyarakat dan memiliki peran  sosial ekonomi yang penting (Thornton dan Gerber, 2010; Robinson et al., 2014). Selain itu, negara berkembang lebih rentan terhadap dampak perubahan iklim global dan ternak lebih memungkinkan terkena kejadian ekstrem karena sedikit infrastruktur dan sumber daya untuk menjaga ternak tetap aman. 

Di daerah yang lebih kering di Amerika Tengah dan Selatan, perubahan iklim diperkirakan akan memperburuk kondisi kekeringan dan degradasi lahan pertanian, menurunkan produktivitas ternak dan tanaman pakan penting seperti jagung dan kedelai, dengan konsekuensi merugikan ketahanan pangan (Magrin et al., 2014).

Saat ini sistem produksi ternak secara global berada di bawah tekanan yang besar. Meningkatnya permintaan protein hewani dari produk hasil ternak sebagian besar akibat pertumbuhan penduduk, urbanisasi, peningkatan pendapatan, dan perubahan pola makan (Thornton, 2010; Delgado, 2003]. Sistem produksi peternakan beroperasi pada berbagai kondisi lingkungan, menyebabkan produksi ternak semakin terpengaruh oleh perubahan iklim. 

Dampak ekonomi global yang disebabkan oleh iklim ekstrem, seper-empatnya dialami oleh sektor pertanian, di mana peternakan adalah subsektor di dalamnya yang mengalami kerusakan besar dan kerugian total (FAO, 2015). Tahun 2016, sektor peternakan mengalami peningkatan produksi daging tahunan yang terendah (1%) (FAO, 2016). 

Masa depan sektor peternakan diproyeksikan akan mengalami kelangkaan sumber daya penting untuk produksi, terutama tanah dan air, akibat perubahan iklim (Weindl et al., 2015). Perubahan iklim telah menyebabkan penurunan produktivitas ternak dengan secara langsung menekan mekanisme respon adaptif ternak, mengubah penyebaran dan prevalensi penyakit hewan (Bett et al., 2017), dan menyebabkan ternak stres akibat panas dan menyebabkan masalah kesejahteraan hewan (Morignat et al., 2014); dan secara tidak langsung mengalami kelangkaan ketersediaan akan tanaman pakan dan kualitas hijauan yang buruk (Giridhar et al., 2015). Penelitian tentang dampak perubahan iklim dan adaptasinya pada sistem peternakan akan memiliki implikasi penting bagi pengembangan sektor peternakan dan semua stakeholder yang bergantung padanya.

Sektor peternakan telah menyerap 1,3 miliar orang pekerja dan menjadi mata pencaharian sekitar 900 juta orang miskin di seluruh dunia [World Bank, 2015]. Pangan sumber hewani dari peternakan telah menyediakan sekitar 14% dari total kalori dan 33% dari total protein dalam diet populasi di dunia (FAO, 2016).

Sektor peternakan memiliki potensi yang lebih kuat dalam ketahanan terhadap perubahan iklim, karena cenderung lebih tangguh daripada sistem pertanian berbasis tanaman (Prasad dan Sejian, 2015). Namun, untuk meningkatkan ketahanan ternak terhadap perubahan iklim, sangat diperlukan pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana pengaruh perubahan iklim terhadap sektor peternakan (Descheemaeker et al., 2016). 

Kebijakan dan program kerja yang efektif memerlukan data spesifik sektor peternakan terkait karakteristik dan besarnya dampak yang dipicu oleh perubahan iklim (Seo et al., 2009;  Thornton dan Gerber, 2010). Dampak perubahan iklim terhadap berbagai sistem peternakan sangat bervariasi (Seo et al., 2010; Rust dan Rust, 2013), memahami perbedaan ini sangat penting untuk merumuskan kebijakan dan program kerja (Thornton dan Herrero, 2014). 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline