Lihat ke Halaman Asli

Eka Dharmayudha

Mahasiswa Pasca Sarjana Kajian Stratejik Ketahanan Nasional UI

Menabur Populisme Menuai Badai

Diperbarui: 23 Maret 2020   23:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi pemimpin populis. (sumber:KOMPAS/DIDIE SW)

Perang sipil, teror, dan krisis kemanusian yang terjadi di kawasan Timur Tengah mengakibatkan banyak yang memutuskan "kabur" dan mencari kehidupan yang baru. 

Para imigran ini memutuskan untuk memilih Eropa sebagai tempat mereka mengungsi dari segala kekacauan yang terjadi di negaranya. Eropa dipilih sebagai tujuan karena dianggap lebih stabil secara ekonomi dan politik, dan juga orang-orang Eropa menerima mereka dengan tangan terbuka.

Uni Eropa mengeluarkan regulasi yang disebut Regulasi Dublin. Regulasi ini memberikan kesempatan kepada imigran untuk mendapatkan suaka di wilayah pertama mereka mendarat.

Namun dengan adanya zona paspor bebas di Eropa, mereka banyak bergerak ke utara. Hingga hari ini, hanya Jerman yang masih menerima penuh imigran.

Uni Eropa pada bulan September 2015 memberlakukan kebijakan kontroversi untuk merelokasi 120 ribu pengungsi di seluruh Eropa dengan kuota yang mengikat. Banyak negara-negara Eropa yang menolak kebijakan ini.

Penyelarasan kebijakan ini menghadapi tantangan dari negara-negara Uni Eropa. Hampir seluruh negara memiliki kebijakannya sendiri mengenai imigran dan tak sedikit juga yang menolak kehadiran imigran di negaranya. 

Terlebih lagi pertumbuhan ekonomi Eropa sedang buruk menyebabkan banyak negara kesulitan untuk membiayai kebutuhan para imigran ini. Alhasil, keadaan ini akhirnya memulai bangkitnya populisme yang diusung oleh partai ekstrem kanan di Eropa. 

Hampir sebagian besar negara Eropa di kawasan Eropa tengah hari ini bermunculan partai ekstrem kanan yang memiliki agenda anti imigran dan anti EU. Mengusung semangat nasionalis populis, mereka mulai menjadi kekuatan politik yang besar di kawasan Eropa Tengah, tak terkecuali di Hungaria.

Hungaria menjadi salah satu negara yang terkena dampak dari masuknya imigran ke Eropa. Keadaan itu telah menginspirasi Partai Fidesz untuk muncul kembali sebagai kekuatan politik mayoritas di Hungaria. 

Partai besutan Victor Orban ini sudah tiga kali memenangkan pemilu dan menguasai parlemen. Sekarang mereka menjadi salah satu negara yang menolak keras kehadiran imigran.

Victor Orban dan Kebangkitan Nasionalisme Hungaria

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline