Mohon tunggu...
Eka Dharmayudha
Eka Dharmayudha Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa Pasca Sarjana Kajian Stratejik Ketahanan Nasional UI

Menyukai politik, sepakbola, dan menulis puisi. Kenal lebih dekat melalui instagram saya @ekadharmayudha

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Menabur Populisme Menuai Badai

23 Maret 2020   14:06 Diperbarui: 23 Maret 2020   23:58 530
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi pemimpin populis. (sumber:KOMPAS/DIDIE SW)

Perang sipil, teror, dan krisis kemanusian yang terjadi di kawasan Timur Tengah mengakibatkan banyak yang memutuskan "kabur" dan mencari kehidupan yang baru. 

Para imigran ini memutuskan untuk memilih Eropa sebagai tempat mereka mengungsi dari segala kekacauan yang terjadi di negaranya. Eropa dipilih sebagai tujuan karena dianggap lebih stabil secara ekonomi dan politik, dan juga orang-orang Eropa menerima mereka dengan tangan terbuka.

Uni Eropa mengeluarkan regulasi yang disebut Regulasi Dublin. Regulasi ini memberikan kesempatan kepada imigran untuk mendapatkan suaka di wilayah pertama mereka mendarat.

Namun dengan adanya zona paspor bebas di Eropa, mereka banyak bergerak ke utara. Hingga hari ini, hanya Jerman yang masih menerima penuh imigran.

Uni Eropa pada bulan September 2015 memberlakukan kebijakan kontroversi untuk merelokasi 120 ribu pengungsi di seluruh Eropa dengan kuota yang mengikat. Banyak negara-negara Eropa yang menolak kebijakan ini.

Penyelarasan kebijakan ini menghadapi tantangan dari negara-negara Uni Eropa. Hampir seluruh negara memiliki kebijakannya sendiri mengenai imigran dan tak sedikit juga yang menolak kehadiran imigran di negaranya. 

Terlebih lagi pertumbuhan ekonomi Eropa sedang buruk menyebabkan banyak negara kesulitan untuk membiayai kebutuhan para imigran ini. Alhasil, keadaan ini akhirnya memulai bangkitnya populisme yang diusung oleh partai ekstrem kanan di Eropa. 

Hampir sebagian besar negara Eropa di kawasan Eropa tengah hari ini bermunculan partai ekstrem kanan yang memiliki agenda anti imigran dan anti EU. Mengusung semangat nasionalis populis, mereka mulai menjadi kekuatan politik yang besar di kawasan Eropa Tengah, tak terkecuali di Hungaria.

Hungaria menjadi salah satu negara yang terkena dampak dari masuknya imigran ke Eropa. Keadaan itu telah menginspirasi Partai Fidesz untuk muncul kembali sebagai kekuatan politik mayoritas di Hungaria. 

Partai besutan Victor Orban ini sudah tiga kali memenangkan pemilu dan menguasai parlemen. Sekarang mereka menjadi salah satu negara yang menolak keras kehadiran imigran.

Victor Orban dan Kebangkitan Nasionalisme Hungaria

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun