Lihat ke Halaman Asli

Eka sari

Mahasiswa

Efektivitas Metode Belajar Storytelling Dalam Meningkatkan Sosio-emosional Anak Di SDN 02 Banyuasin II

Diperbarui: 15 Maret 2025   20:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mengajak anak-anak kelas 04 di SDN 02 Banyuasin II belajar sambil melakukan kegiatan storytelling 

Menuliskan ulang storytelling yang telah disampaikan didepan kelas

Banyuasin II, 14 Februari 2025 -- Metode pembelajaran berbasis storytelling atau mendongeng semakin mendapatkan perhatian sebagai pendekatan yang efektif dalam meningkatkan kemampuan sosio-emosional anak. SDN 02 Banyuasin II telah menerapkan metode ini dalam proses belajar-mengajar, dan hasilnya menunjukkan perkembangan yang positif bagi siswa.  

Menurut Kepala Sekolah SDN 02 Banyuasin II, Ibu Ayumasari, S. Pd, Sd storytelling bukan hanya sekadar menyampaikan cerita, tetapi juga menjadi sarana bagi anak-anak untuk mengekspresikan perasaan, memahami emosi orang lain, serta meningkatkan keterampilan komunikasi. "Anak-anak yang awalnya pemalu mulai lebih percaya diri dalam berbicara di depan kelas, dan mereka juga lebih mudah memahami perasaan teman-temannya," ujarnya.  

Penerapan metode ini dilakukan melalui berbagai teknik, seperti mendongeng secara langsung, pemutaran audio-visual cerita, hingga peran aktif siswa dalam menceritakan kembali kisah dengan ekspresi mereka sendiri. Guru kelas 4, Ibu Diah Kusumawati, menjelaskan bahwa storytelling membantu siswa memahami nilai-nilai moral dalam kehidupan sehari-hari. "Mereka tidak hanya mendengarkan cerita, tetapi juga diajak berdiskusi tentang makna cerita tersebut, sehingga meningkatkan empati dan kemampuan berpikir kritis mereka," katanya.  

Salah satu siswa, Dwi (9), mengaku lebih senang belajar dengan metode storytelling. "Dulu saya malu berbicara di depan kelas, tapi sekarang saya bisa bercerita dengan lancar dan teman-teman jadi lebih dekat," ujarnya dengan semangat.  

Melihat keberhasilan metode ini, pihak sekolah berencana untuk terus mengembangkan storytelling sebagai bagian dari kurikulum pembelajaran. "Kami berharap metode ini dapat menjadi contoh bagi sekolah lain dalam menciptakan lingkungan belajar yang lebih interaktif dan menyenangkan bagi anak-anak," tutup Ibu Ayumasari S. Pd, Sd. 

Dengan semakin berkembangnya metode pembelajaran yang berfokus pada aspek emosional dan sosial, diharapkan anak-anak tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga memiliki kecakapan emosional yang baik untuk masa depan mereka.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline