Lihat ke Halaman Asli

Kudakuda Cacat

Diperbarui: 25 Juni 2015   22:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Harihari bisu, ruamruam pilu. Terpantul dalam peluh yang bercampur dalam kolamkolam nelangsa. Peluhpeluh saya, anda, kita, kalian, dan mereka?!. Segerombol kudakuda cacat yang tersengal di tengah arena, terseok pusara, menepi tanpa kuasa. Begitupun malaikat miskin kota yang tersegel kertas berlambang garuda, angka oh angka. Gerobak, keruntung, asongan, buruh lepas, tak lupa penjaja mahkota. Memintal helaihelai semangat sekuat baja, demi nyawa. Menyeduh doadoa dalam poci segunung pinta. Berjuta bahasa, sengsara sama. Saya, anda, kita, kalian, dan mereka?!. Menenggak serapah sekedipan mata, mandi peluh tak kadang darah. Hidup dalam pasungan dasidasi penggadai negri. Kamilah kudakuda yang wajib kalian habisi!. Jika pun Tuhan menyelamatkan, dari tepi kan kami lantangkan… “MATILAH!” teruntuk kalian.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline