Lihat ke Halaman Asli

Efi anggriani

Wiraswasta

Puisi | Menulis Hanya Saat Lampu Menyala

Diperbarui: 1 Maret 2020   17:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Meski kupaksa manakala lampu belum menyala, ide itu hilang entah ke mana, diriku butuh kedalaman untuk menerjemahkannya, tetapi semua raib manakala lampu yang kupaksa menyala, ternyata keras kepala

Menulis adalah soal rasa merdeka, seperti menikmati semilirnya angin dan bukannya melewati terowongan bawah tanah yang pengap, butuh udara dan tangan lepas serta rasa yang lepas untuk menjadikan kata hingga bermakna

Manakala lampu menyala dan pijarnya bagai gelora, kutulis apa yang ingin kutulis, seperti melepas sebuah beban di pikiran, mencoba menjadi rangkaian dalam bentuk rekayasa atau angan belaka, biarkan lampu tetap menyala hingga bisa kutulis kata, entah berapa watt sinarnya, setidaknya ada setitik cahaya, kuhanya mampu menulis saat lampu menyala, tidak perlu memaksa




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline