Lihat ke Halaman Asli

Edy Supriatna Syafei

TERVERIFIKASI

Penulis

Om Maulwi Saelan, Pengawal Soekarno yang Kukenal

Diperbarui: 28 September 2020   12:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Maulwi Saelan Foto | BeritaSatu.com

Hati berdegub kala mendapati tumpukan buku terbungkus plastik besar di kursi kediaman mertua. Penulis menduga pemiliknya, yang juga keponakan, hendak membagikan buku-buku (termasuk di dalamnya Alquran dan buku religi) kepada rekannya.

Dengan sigap penulis menyingkap kantong plastik buku-buku tersebut. Dipilih, judul buku apa saja yang terasa penting untuk dibaca. Ya, ketimbang keburu jatuh ke tangan orang lain atau ke tukang loak, lebih baik diambil untuk dibawa pulang.

Awalnya penulis memilih beberapa Alquran yang masih baik. Seperti masih baru. Utuh. Hanya kotor bagian luarnya saja. Sudah dipastikan, kitab suci itu tak pernah tersentuh dan dibuka. Hehehe. Namun, hati kembali berdegub kencang kala mendapati sebuah buku berjudul Dari Revolusi 45 sampai Kudeta 66.

Ini buku hebat. Pasti. Pikir penulis. Namun muncul pertanyaan, kok pemiliknya bisa mendapati buku ini?

Wah, beberapa saat kemudian baru terjawab. Ternyata, keponakan penulis adalah alumni Universitas Bung Karno. Hmmm. Ternyata ia kuliah di dua tempat, setelah menyudahi kuliah di Universitas Tarumanegara, Jakarta, ia mengambil jurusan hukum di Universitas Bung Karno.

Tapi, yang jelas, buku tersebut sekaligus membangkitkan kenangan penulis ketika awal menjadi jurnalis berkenalan dan sering mewawancarainya. Ia adalah H. Maulwi Saelan yang oleh penulis dipanggil Om Saelan.

Panggilan seperti anggota keluarga itu terdorong oleh rekan penulis, Sucipta Suntoro yang di kalangan publik pada tahun 80-an lebih populer dengan panggilan Gareng.

Gareng, yang pernah menjadi pemain nasional itu, jika bertemu dengan H. Maulwi Saelan menyapanya dengan Om Saelan. Gareng terlihat mencium tangannya. Panggilan serupa juga dilakukan Sekjen PSSI, Nugraha Besoes ketika Maulwi Saelan datang ke kantor PSSI di kawasan Gelora Bung Karno.

Maulwi Saelan, seperti dituturkan rekan redaktor olahraga Antara pada tahun 80-an, Nurdin Tambunan dan Encing Zaenal, Maulwi adalah kamus berjalan dalam dunia olahraga Indonesia kala itu. Ia sangat kompeten lantaran selain pernah menjadi penjaga gawang PSSI pada Olimpiade XVI di Melbourne, Australia (17 November 1956), juga sangat aktif di berbagai kegiatan olahraga nasional.

Zaenal yang lebih akrab dipanggil si Encing itu pernah bekerja sebagai Humas Gelora Bung Karno (GBK). Ia pun pernah menjadi Humas pada perhelatan tinju antara Muhammad Ali melawan Rudi Lubers (20/10-1973).

*

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline