Lihat ke Halaman Asli

Edy Supriatna Syafei

TERVERIFIKASI

Penulis

Cerpen | Nangkap Tuyul Nggak Susah

Diperbarui: 17 September 2017   00:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi, tuyul tengah membawa diut hasil copetan. Foto | Okezone.

Sudah dua malam Empok Imah tidurnya selalu terganggu. Bukan karena bisnis di negara ini tengah lesu, bukan juga lagi cekcok "tegang" dengan Bang Amin, suami tercintanya. Namun ia tengah mengalami kesulitan menjawab pertanyaan Surya, anak semata wayangnya, tentang seputar mahluk yang bernama tuyul.

Empok Imah memang pernah dengar tentang mahluk halus ketika belajar di Pondok Pesantren. Ia mendapat penjelasan dari para guru ngajinya tentang mahluk halus, termasuk setan dan jin iprit yang mengganggu banyak orang sehingga malas beribadah.

Tetapi untuk menjelaskan tentang tuyul kepada anak kecil dan masih bau kencur harus dilakukan dengan cara-cara yang bijak.

Apa lagi yang harus dijelaskan itu menyangkut mahluk halus, nggak bisa dilihat menggunakan mata dan dipegang. Tentang hal ini Empok Imah sadar betul, mengingat lagi celoteh Surya yang baru beranjak pandai bicara di usia 5 tahunan itu harus dilakukan dengan tepat. Anak seusia sebegitu adalah usia emas, apa yang didengar dan dilihat sangat cepat direkam dalam ingatannya.

Beberapa hari sebelumnya si bocah Surya bertanya kepada Empok Imah tentang tuhan. Ibu beranak satu ini merasa kaget tiba-tiba anaknya yang masih ingusan itu mengajukan pertanyaan demikian.

"Bunda, tuhan itu ada dimana?" tanya Surya ketika tengah bermain di halaman rumah.

"Ya, ada. Nanti ya, bunda jelaskan!" janji Empok Imah sambil meninggalkan Surya masuk ke dalam rumah dan membiarkannya bermain sepeda seorang diri.

Melengosnya Mpok Imah dan kemudian masuk ke dalam rumah sesungguhnya untuk mencari akal dan memikirkan bagaimana baiknya agar penjelasannya dapat diterima dengan baik oleh anaknya itu.

Pikiran Empok Imah pun berjalan. Di belakang rumah, ruang dapur, ia berfikir bahwa tuhan harus disebut berada di atas. "Sebut aja ada di langit," katanya dalam hati.

Sebab, pikir Empok Imah dalam hati, jika disebut ada di atas nanti jika Surya berdoa tentu talapak tangannya harus menengadah ke atas.

Sayangnya, jawaban itu belum disampaikan kepada anaknya, Surya sudah berlari kencang ke dapur. Ia menjumpai bundanya. Bocah cilik itu tiba-tiba bertanya kepada tentang tuyul.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline