Lihat ke Halaman Asli

Pelajaran Hidup dari Johan Cruyff Sang Intelektual Sepakbola (2-Habis)

Diperbarui: 3 April 2016   18:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Cruyff, istrinya (Danny) dan anaknya yang baru lahir (sumber: www.pinterest.com)"][/caption]Di tulisan sebelumnya sudah dipaparkan lima pelajaran penting yang bisa diperoleh dari kiprah Johan Cruyff di sekitar lapangan hijau. Masih banyak yang lain, berikut ini di antaranya.

6. Konsekuenlah dalam berdemokrasi

Umumnya, kapten tim sepakbola ditunjuk oleh pelatih. Cruyff adalah salah satu pendobrak mekanisme itu. Saat dia bermain untuk Ajax (periode I), dia memelopori pemilihan kapten secara 'demokratis', yaitu dipilih langsung oleh para pemain. Pelatih tidak ikut campur dan hanya menerima keputusan para pemain.

Sebagai protagonista utama di tim, tentu Johan Cruyff selalu terpilih sebagai kapten. Sebenarnya tidak benar-benar selalu, tepatnya: hampir selalu. Di tahun terakhirnya di Ajax periode I (1973), secara mengejutkan Cruyff kalah suara dengan Piet Keizer.

Tentu Cruyff kecewa, tapi dia tak bisa berbuat apa-apa. Dia cuma bilang ke manajernya:"Hubungi Barcelona, saya mau pergi".

7. Patuhi rambu lalu lintas

Saat main di Washington Diplomats, suatu ketika bus yang ditumpangi para pemain (termasuk Cruyff) tersesat di jalan. Rupanya sopir bus salah jalan dan kesulitan menemukan kembali jalan yang benar menuju stadion tempat mereka akan bermain.

Cruyff, seperti biasa, lalu bangkit dari kursi dan menuju ke bagian depan bus di samping sang sopir. Dia lantas dengan sok tahu memberi petunjuk kepada sopir tentang arah menuju tempat tujuan mereka. Padahal Cruyff jelas cuma pendatang yang baru dalam hitungan bulan ada di kota itu.

Jaman itu belum ada GPS atau Google maps. Cruyff cuma mengandalkan ingatan, naluri dan petunjuk arah yang ada di rambu lalu lintas. Hasilnya? Bus sampai di tempat tujuan dengan selamat..

8. Tepati janji anda

Saat melatih Barcelona, Romario merupakan striker utamanya untuk dua musim terakhir. Cruyff sangat suka kemampuan Romario dalam menuntaskan serangan. Bahkan, Romario diberi keistimewaan oleh Cruyff untuk tidak perlu ikut bertahan saat timnya diserang lawan. Itu dilakukan karena Cruyff ingin tenaga dan kecepatan Romario dimaksimalkan saat timnya dalam fase menyerang.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline