Lihat ke Halaman Asli

Hari Tuberkulosis Sedunia

Diperbarui: 31 Agustus 2016   18:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Oleh: Tim Education & Research, 30 Maret 2016

Dalam rangka memperingati Hari Tuberkulosis Sedunia pada tanggal 24 Maret, Envirohealth Issues kali ini membahas tentang Tuberkulosis. Yuk, kita kenali penyakit Tuberkulosis!

Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberkulosis. TBC pada umumnya mempengaruhi paru-paru. TBC menular melalui udara di dalam ruangan yang membuat bakterinya dapat bertahan lama, lewat droplet air liur penderita. Gejala dari penderita TB adalah batuk disertai dahak, terkadang mengeluarkan darah, sakit dada, lemas, turun berat badan, demam dan keringat malam (WHO).

Tahun 2014, 9,6 juta orang di dunia menderita TBC. Sekitar 1,5 juta orang di antaranya meninggal dunia dan 95 % di antaranya terjadi di negara berkembang. Meskipun pada tahun 2014 jumlah penderita TBC menurun, di Indonesia, terdapat sekitar 500.000 kasus baru TBC tiap tahunnya dan 175.000 diantaranya meninggal dunia. Selain itu, TBC juga merupakan salah satu penyebab HIV, satu dari tiga kematian penderita HIV dikarenakan oleh penyakit Tuberkulosis (WHO).

Penyakit TBC dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya faktor lingkungan. Dua faktor lingkungan utama  yang dapat mempengaruhi munculnya penyakit TBC adalah polusi udara di dalam ruangan yang berasal dari bahan bakar padat (biomass) dan asap rokok. Pembakaran biomass dan asap rokok dapat menghasilkan gas karbon monoksida yang sangat tinggi, hal tersebut menyebabkan bakteri TBC berkembang dan bertahan hidup lebih lama dalam tubuh. Bakteri Mycobacterium tuberculosis dapat bertahan 1-2 jam terutama di tempat gelap dan lembab. Oleh karena itu, faktor lain seperti  jenis lantai yang cenderung menimbulkan kelembaban (lantai tanah) serta kurangnya ventilasi ruangan dapat berpengaruh pada perkembangan bakteri Mycobacterium tuberculosis karena pencahayaan berfungsi untuk membunuh bakteri patogen yang berada di dalam rumah.

Untuk mencegah penyakit TBC terjadi disekitar kita khususnya pada orang-orang terdekat seperti keluarga, baiknya dilakukan pencegahan-pencegahan berikut:
• Menghentikan kebiasaan merokok atau menjauh dari asap rokok
• Mulai menggunakan kompor gas untuk memasak di dapur
• Mengupayakan agar isi di dalam rumah tidak terlalu padat
• Memperbanyak ventilasi udara di dalam rumah
• Memberikan vaksin anti-TB
• Gunakan jenis lantai yang kedap air dan mudah dibersihkan
• Selalu memberikan edukasi tentang bahaya  yang dapat ditimbulkan oleh asap rokok dan pembakaran bahan bakar padat untuk meningkatkan kesadaran orang-orang di sekitar kita tentang TBC


Sumber:
- WHO, Linking TB and the Environment: An Overlooked Mitigation Strategy

- Tuberkulosis in Indonesia. http://www.expat.or.id/medical/Tuberkulosis.html, Unnes Journal of Public Health (2013); 2 (1), 1-9.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline