Lihat ke Halaman Asli

editan to

Mengelola Usaha Percetakan

Benarkah Jusuf Kalla di Balik Penangkapan Menteri KKP, Adu Prabowo Vs Jokowi?

Diperbarui: 5 Desember 2020   19:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jusuf Kalla (Foto: Merdeka/Instagram @jusufkalla)

MEDIA hari ini riuh dengan rekaman calon Walikota Makassar Danny Pomanto yang akan beradu dengan keponakan Jusuf Kalla, Munafri Arifuddin (Appi). Bukan hanya Pilwalkot yang heboh tetapi pembicaraan Danny yang bocor dalam sebuah rekaman memancing beragam tafsiran.

Klaim Danny bahwa pembicaraan itu hanya sekadar obrolan pribadi. Ia pun merasa aneh ada yang merekam dan menyebarkannya. Tentu, analisisnya soal penangkapan Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo oleh KPK  tersebut, akan berdampak dalam Pilwalkot.

Tidak hanya itu, juru bicara Jusuf Kalla, Husain Abdullah, sudah menyatakan omongan Danny mengandung fitnah. Tidak hanya merendahkan JK tetapi juga Anies Baswedan, dan KPK.

Artinya, persoalan itu bisa mengarah ke jalur hukum sebagai pencemaran nama baik dan penyebaran kabar bohong. Kemungkinannya, tidak hanya akan menyeret Danny tetapi juga perekam dan penyebar rekaman tersebut.

Sejauh ini, apa yang disampaikan Danny sekadar menganalisis. Ia tidak menyertakan tentang fakta yang ia miliki terhadap kesimpulan-kesimpulan dari analisisnya tersebut.  Apalagi,  adanya peran  JK  di balik penangkapan Edhy hanya karena penangkapan itu  dikomandoi Novel Baswedan. Meski semua tahu Novel dan Anies Baswedan adalah sepupu dari ayah mereka.

Pernyataan yang muncul dalam rekaman tersebut adalah dengan ditangkapnya Edhy maka akan berkembang dugaan Jokowi yang menyuruh operasi penangkapan sehingga menimbulkan kerenggangan antara Prabowo dan Jokowi.

Disebutkan dalam rekaman, penangkapan itu merupakan upaya pengalihan isu Rizieq Shihab. Dengan demikian kembali yang diuntungkan adalah JK. Prabowo akan mengalami penurunan dukungan sebagai calon presiden karena penangkapan Edhy tersebut.

Suara dalam rekaman itu juga menyebutkan jika sebelumnya JK yang dihantam kini sudah beralih Prabowo. Disebutkan kemudian JK dan Anies yang diuntungkan. Bahkan, disebutkan Chaplin untung dan jago dalam permainan ini.

Namun, dalam rekaman itu tidak disebutkan siapa Chaplin itu. Apakah Chaplin yang sama disampaikan Ferdinand Hutahean dan Rudy S Kamri?


Sebenarnya analisis yang diakui sebagai suara Donny tersebut sebagai hal biasa. Konspirasi berdasar ilmu otak-atik gathuk tersebut banyak menjadi pembicaraan di kedai kopi dan warung-warung.

Pasalnya, pamor Anies memang lagi jeblok pasca ulah Rizieq membuat kerumunan. Simpati kepada Anies yang tegas bahkan menjadi simbol perlawanan terhadap Pemerintah Pusat dalam upaya mengerem penularan Covid-19 sejak awal sudah antiklimaks.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline