Lihat ke Halaman Asli

Bang Pray

Educator, Microsoft Inovative Educator, Writer

Pertemuan Terakhir yang Indah dengan Kiai ku

Diperbarui: 22 Mei 2020   21:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

mediaindonesia.com

Tak mengira dan tidak menyangka lebaran kala itu adalah pertemuan terakhir denganmu. Pertemuan terakhir yang indah dan terkenang bagiku wahai guruku, wahai ayahanda ku, wahai ustadz ku, wahai kiai ku. 

Bagaimana tidak pertemuan yang indah, aku bersilaturahmi ke rumahmu bersama dengan istriku tercinta dan buah hatiku yang masih berada dalam perut istriku. Di mana pada lebaran sebelumnya aku masih sendirian, belum tahu dimanakah jodohku waktu itu. 

Kemudian aku dipertemukan dengan tulang rusukku atas restu darimu. Engkaupun yang menikahkanku dengannya, engkaupun menjadi saksi atas terjalinnya ikatan suci diantara kami berdua. Diiringi do'a dan keridhaanmu terhadap kami.

Tak mengira dan tidak menyangka bulan ini, ramadhan ini, tepatnya 25 ramadhan yang lalu. Engkau dipanggil ke pangkuan Ilahi Rabbi Tuhan Semesta Alam. Kau adalah simbol keikhlasan, kau adalah simbo kesederhanaan, kau adalah simbol kesederhanaan. Kau adalah simbol ketegasan dalam kelembutan. Tak kuasa air mata ini mengalir menetes membasahi pipi ini, mendengar kabar duka kepergianmu.

Begitu banyak nasehat yang engkau berikan lebaran tahun lalu, saat kami bersilaturahmi di kediamanmu untuk meminta izinmu guna penyelesain studi Master istriku. Diantara nasehatmu yang masih terngiang di hatiku,

  • "Jangan pengen cepet kaya, semua berproses dan membutuhkan proses. Guru-gurumu yang sudah senior itu, semuanya berproses".
  • "Hidup suami istri itu harus saling melengkapi, saling memahami, dan saling mengerti. Itu menjadi kunci kebahagiaan dalam rumah tangga."
  • "Antara suami istri itu harus saling terbuka, jangan ada yang ditutup-tutupi atau disembunyikan."
  • "Kecintaan seorang suami kepada istri akan bertambah saat ia mengandung benih cintamu, akan teras betul suami akan makin cinta dan sayang pada istrinya. Istri juga begitu pengennya selalu dekat dengan suaminya."

Itulah diantara petikan nasihat darimu yang masih terasa segar dalam ingatanku. Bagiku tutur katamu, perilaku keseharian mu dalam mendidik ku di pondok merupakan teladan bagiku, bagaimana menjadi seorang pejuang sejati, bagaimana menjadi seorang guru dan pendidik sejati. Kasih sayangmu kepada kami santri-santri mu sungguh terasa di hati kami. 

Maafkan kesalahanku dan kesalahan kami santri-santri mu wahai guru dan kiai ku. Doa kami menyertai kepergian mu menghadap Ilahi Rabbi. Semoga Allah swt mengampuni semua dosa-dosamu, menerima semua amal kebaikanmu, dan menempatkan mu di surga-Nya. 

Selamat jalan guruku. Selamat jalan kiaku. Semoga kami bisa meneladani keihlasanmu, kesabaranmu, kesungguhanmu dalam mendidik generasi ini menuju khairu ummah. Li I'lai kalimatillah. Selamat jalan kiai ku.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline