Lihat ke Halaman Asli

Inamu Dzakiyyatul Jamilah

Fb : Inamu dzakiyyatul jamilah, Instagram :Inamu_99

Anak Itu Butuh Alasan dan Penjelasan

Diperbarui: 20 Oktober 2019   23:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(mamapedia.co.id) Anak bertanya, ibu menjawab

Mengapa demikian?

Perlu kita pahami dan kita renungi, bahwasanya Anak merupakan seseorang yang memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, lalu bagaimana, sudah seharusnya orang tua memaklumi hal tersebut. Jadi, sangat wajar jika mereka banyak yang mengkritisi. bahkan, ketika mereka melihat sesuatu yang menurut mereka aneh atau sesuatu yang baru ia lihat, mereka bisa langsung penasaran dan bertanya.

hal yang menjadi fitrah anak adalah rasa penasaran, maka dari itu, anak juga membutuhkan banyak jawaban. tentu sebuah jawaban tersebut haruslah dapat memahamkan  anak, atau orang tua sebisa mungkin menggunakan bahasa yang sesuai perkembangan anak. karena anak itu berada pada sebuah masa di mana hal-hal konkrit harus dapat dilihatnya harus dapat ditunjukkan di hadapannya, dimana mereka bisa meminta hal-hal yang sifatnya logis. 

kecuali mengenai pemahaman mengenai keberadaan Tuhan atau yang berkaitan dengan hal ini, orang tua dapar menunjukkkan lewat ciptaan-ciptaanNya. 

seperti halnya bahagia, tentu mereka tidak cukup jika di suruh hanya membayangkan bahagia itu seperti apa. yang dapat di berikan orang tua ialah, bisa dengan menunjukkan langsung kepada anak misalnya, ketika melihat teman bermainnya sedang tertawa, "nah, itu adek melihat teman adek gembira dan tertawa, coba tanyakan kepadanya, apa kau sedang bahagia?" selain itu, juga dapat memberikan pemahaman, "terus lawannya bahagia apa dek? lawannya bahagia itu sedih,, contohnya kalau sedih adek bisa menangis, itu dikatakan sedang bersedih."

(Ternyata memberi pemahaman kepada anak itu susah guys),pada kenyataanya kita atau mereka tentu ada yang masih pragmatis dalam menyikapi kemunculan atau keinginan anak yang cenderung memaksa dan tidak bisa di tunda untuk menjawabnya. sehingga dari sinilah melahirkan jawaban-jawaban yang menekan pada anak, atau malah bisa saja melahirkan jawaban yang mengiyakan tapi dengan keterpakasaan, sampai sarkasme pada anak dengan mengeluarkan celaan-celaan. contohnya saja kalimat " Dasar anak nakal, plak". 

hal ini, masih banyak penulis temui khususnya di lingkungan penulis sendiri.

sejujurnya, penulis sendiri pernah membayangkan "bagaimana ya, menjadi orang tua itu?"

lalu bayangan-bayangan tersebut bermunculan, untuk menannamkan dalam diri bahwa solusi yang terbaik untuk mengetahui bagaimana perkembangan pada anak ialah komunikasi. ya, menjadi orang tua tentu bukanlah hal yang mudah, karena pola asuh yang diberikan orang tua kepada anak, akan berpengaruh pada masa depan anak sendiri.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline