Lihat ke Halaman Asli

Senja di Ujung Sunyi

Diperbarui: 8 Januari 2023   19:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: tripadvisor.co.id

Ya, seperti itulah di kala sang mentari jelang ke peraduannya
Apalagi yang hendak dijalani, hendak digapai
Bila bukan hanya berjuang tanamkan kebajikan
Di setiap sisi relung-relung hidup dalam kehidupan
Bagi diri sendiri, batih, lingkaran sekitar, kumpulan manusia yang terikat lantaran kesatuan bahasa, dan budaya
Bahkan bila dipandang perlu, adalah bagi dunia, di muka bumi ...

Tengoklah ke belakang perlahan demi perlahan, penuh dengan hikmat
Apakah yang telah ditempuh sudah memasuki ruang kebajikan universal
Seperti yang dimaui Tuhan?
Lalu, dari mana menakarnya bila sudah?
Meski masih sebatas diri sendiri ataupun sebatas batih saja?
Bukankah Tuhan telah mengaruniakan pedoman
Dalam kitab-titab suci-Nya, dari isyarat alam semesta?
Mengapa tak mendayagunakan akal sehat, nalar sehat tersembul dari diri sebagai abdi?
Sederhana saja ...

Berketatapan hati dan pikiran nan mantaplah
Sebelum kesunyian menjemput tanpa memberi warta
Dan, ketika manusia sudah tak lagi kuasa berbuat apa-apa
Karena saatnya telah tiba, manusia tak kuasa menghindar dan menolaknya
Ajal menjemput, perintah kuasa Tuhan semata
Dan, semesta alam pun mengamininya ...

Keseimbangan hidup dalam kehidupan di dunia menurut ajaran Tuhan
Adalah selayaknya diperjuangkan, diwujudkan dalam bangunan tatanan hidup seimbang
Kapanpun dan dimanapun manusia berada pada ruang dan waktu yang tersedia dari Tuhan Maha Pencipta Maha Segala ...

*****

Kota Malang, Desember di hari ketiga puluh satu, Dua Ribu Dua Puluh Dua.         




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline